Senin, 07 November 2016

Bigbang Dalam Alkitab (Bagian 1: Kronologi Bigbang Alkitab )




          Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan; ruang, ruang-waktu dan langit. Ruang diartikan sebagai sebuah rongga yang terbatas atau terlingkung oleh bidang atau dapat juga diartikan sebagai rongga yang tidak terbatas tempat segala yang ada. Sementara, ruangan adalah suatu tempat tertutup dengan langit-langit yang berada pada suatu bangunan. Dengan kata lain, ruangan adalah suatu rongga yang terlingkungi oleh suatu bidang. Sementara itu, ruang-waktu adalah suatu bangunan yang merupakan hasil permodelan matematika yang dibingkai oleh empat sampai lebih jumlah dimensinya, dan khusus untuk ruang-waktu semesta kita, ia dibingkai oleh dimensi panjang, dimensi lebar dan dimensi tinggi dan dimensi waktu menjadi satu kesatuan yang kontinuitas (berkesinambungan / berkelanjutan).

          Langit adalah ruang luas yang terbentang diatas bumi (diluar bumi) tempat keberadaan bulan, matahari, planet, bintang-bintang dan lain-lain yang dalam bahasa Inggris disebut Heaven (langit / dunia supranatural). Dari sekian banyak sinonim (persamaan) dari kata “langit” alias sebuah “ruang-waktu”, terdapat tiga diantaranya adalah; ruangan, bentangan langit  dan angkasa luar.  

          Dengan demikian, kata “langit” jelas merupakan sebuah ruang atau sebuah ruang-waktu (ruang alam). Jadi, baik alam surgawi (Firdaus). Alam tehom (Multiverse) maupun alam semesta (Universe), semuanya adalah berupa ruang-waktu (ruang alam). Hanya saja yang membedakan seluruh ruang-waktu adalah jumlah dimensional yang menyusunnya. Tentu saja jumlah dimensional yang menyusun alam surgawi (Firdaus) sangat kompleks jika dibandingkan dengan jumlah dimensional yang menyusun alam tehom (Multiverse) dan alam semesta (Universe). Setelah kita memahami apa itu langit, ruang, dan ruang-waktu, mari kita melanjutkan pembahasan kita!

          Sebelum segala sesuatu diciptakan, yang ada hanyalah entitas Eloh Bapa. Pada entitas diri Eloh Bapa tersebut menyatu entitas Eloh Putra atau Sang Logos atau Sang Firman. Didalam ke-eksistensi-anNYA, Elohim (Eloh Bapa dan Eloh Putra) adalah entitas yang keberadaannya tanpa disentuh oleh dimensi waktu, artinya keberadaan Elohim tanpa permulaan dan tanpa akhir, melainkan eksis (ada) secara kekal. Ukuran entitas Eloh Bapa tanpa dilingkupi (dibatasi dan ditopang) oleh dimensi luas, baik dimensi luas secara qualitas (nilai kekuatan dan kesinambungan) maupun dimensi luas secara quantitas (Besarnya ukuran / size secara matematis) menurut perspektif kita manusia yang tinggal pada dunia empat dimensi (waktu, panjang, lebar dan tinggi).  

          Dengan kata lain, bahwa ukuran entitas Eloh Bapa adalah maha luas dan tanpa batasan (No Limit) ada-NYA. Dengan demikian, jelaslah bahwa Eloh Bapa tidak menempati ruang-waktu apapun, karena ruang-waktu apapun adalah bagian dari entitas ciptaanNYA juga. Karena tidak ada entitas apapun yang paling awal dan yang memiliki ukuran yang tanpa batasan, selain Eloh Bapa, maka tidak ada tempat apapun juga yang ada kecuali selain entitas Eloh Bapa sendiri yang difungsikan untuk meletakan segala sesuatu yang pertamakali akan diciptakan oleh Elohim.

          Seandainya pada diri kita timbul sebuah pikiran hingga menyebabkan diri kita mengatakan bahwa entitas Eloh Bapa terbatas secara ukuran, maka hal ini sudah pasti akan menciptakan celah yang sangat menganga, yang tentunya akan memberikan kesempatan kepada berbagai teori peluang untuk dapat masuk dan bergulat dengannya. Teori-teori peluang yang dimaksudkan itu adalah seperti kemunculan berbagai pertanyaan, yang antara lain:

1. Jika ukuran entitas Eloh Bapa dalam keadaan terbatas (memiliki batasan). Maka hal ini tentu mengindikasikan bahwa Eloh Bapa sendiri memerlukan entitas lain untuk dapat eksis (tinggal / berdiam / berada). Tentu saja entitas tersebut adalah berfungsi sebagai penopang atau peng-eksis atau berfungsi bagaikan sebuah ruang yang ditempatkan oleh Eloh Bapa, sehingga entitas-NYA dapat eksis?

2. Jika seandainya entitas Eloh Bapa terbatas dan menempati suatu entitas yang berfungsi bagaikan sebuah ruang tempat bagi Eloh Bapa agar dapat eksis, lalu tersusun atau tercipta dari apakah entitas yang bagaikan sebuah ruangan tersebut? apakah entitas yang bagaikan sebuah ruangan itu memiliki batasan juga, atau tanpa batasan sama sekali?

3. Seandainya entitas yang bagaikan ruangan tersebut memiliki batasan, lalu entitas apa yang terdapat diluarnya? Dan apakah entitas yang diluarnya itu juga memiliki batasan atau tanpa batasan?

4. Seandainya entitas yang bagaikan sebuah ruangan tersebut tanpa batasan? Tentu akan berpeluang bagi pemahaman baru, bahwa terdapat entitas supernatural lain, selain entitas Eloh Bapa?

          Berbagai teori peluang yang berupa pertanyaan-pertanyaan seperti diatas, tidak akan henti-hentinya muncul, seandainya celah masuknya benar-benar sangat menganga. Agar berbagai teori peluang yang dimaksud seperti diatas tidak dapat masuk, sudah tentu harus terdapat gembok erat yang sangat menutup rapat celah yang menganga tersebut. Gembok erat dan sangat kuat tersebut adalah berupa ayat-ayat Alkitab berikut ini:

2 Tawarikh 6:18 KJV; But will God in very deed dwell with men on the earth? behold, heaven (
Our Universe) and the heaven (Tehowm / Home of Multiverse) of heavens (universes)  cannot contain thee; how much less  this house which I have built! 
Tetapi benarkah Elohim hendak diam   bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit (Alam Semesta Kita),  bahkan langit (Tehom / rumah Seluruh alam semesta) yang mengatasi segala langitpun (Multiverse / Seluruh alam semesta) tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. 

1 Raja –raja 8: 27 KJV: But will God indeed dwell on the earth? behold, the heaven (Our Universe) and heaven (Tehowm / House of Multiverse) of heavens (Universes)  cannot contain thee; how much less this house that I have builded? 
Tetapi benarkah Elohim hendak diam   di atas bumi? Sesungguhnya langit (Alam Semesta Kita), bahkan langit (Home of Multiverse / Rumah Alam Semesta) yang mengatasi segala langitpun (Seluruh Alam Semesta Yang Ada)  tidak dapat memuat   Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.

          Dari kedua ayat Alkitab diatas, secara telak dan tuntas serta mengikat, memberitahukan kepada kita Bahwa entitas Eloh Bapa adalah MAHA BESAR. Dengan demikian apapun yang akan diciptakan pertama kali oleh Eloh Bapa, maka ciptaan tersebut pasti ditempatkan pada entitas Eloh Bapa sendiri.

Eloh Bapa tempat tinggal segala sesuatu:

Mazmur 90:1-2
1 Tuhan, Engkaulah tempat tinggal kami turun-temurun. 2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Eloh. 

Mazmur 90:1-2 Kjv
Lord, thou hast been our dwelling place in all generations. Before the mountains were brought forth, or ever thou hadst formed the earth and the world, even from everlasting to everlasting, thou art God.
Tuhan, Engkau telah menjadi tempat tinggal kami disemua generasi kami. Sebelum gunung-gunung (ruangwaktu-ruangwaktu yang berukuran besar = Tehowm-tehowm) dilahirkan, atau sebelum engkau membentuk planet bumi dan semesta, bahkan dari kekal sampai kekal, engkau adalah Eloh.

Perhatian !!!
Kata "mountains atau gunung-gunung" seringkali merujuk atau mengacu kepada "ruang / ruangwaktu / ruang wilayah / tempat / wilayah kerajaan / wilayah negara".

Pembanding:
Yehezkiel 39:4 Di atas gunung-gunung (ruang wilayah-ruang wilayah) Israel, Gog bersama seluruh tentara dan sekutunya akan gugur, dan mayat-mayat mereka akan Kuberikan kepada segala burung dan binatang buas untuk dimakan. 

          Sebelum Eloh Bapa menciptakan ruangwaktu apapun, entitas pikiran Eloh yaitu entitas Sang Logos atau Sang Firman alias Yesus Kristus masih menyatu dengan entitas Eloh Bapa.

Amsal 8: 22 -23 KJV:
22 The LORD possessed me in the beginning of his way, before his works of old. TUHAN memiliki aku di awal cara-NYA, sebelum karya-karyaNYA yang paling tua.
23 I was set up from everlasting, from the beginning, or ever the earth was. Aku ditetapkan  dari keabadian, dari awal, atau sebelum eretz (dunia) ada.

          Pada kitab Amsal 8: 22 - 23 KJV, dengan sangat jelas disebutkan bahwa sebelum sang Logos atau sang Firman alias Yesus Kristus menempati ruang-waktu alam surgawi, entitas Yesus Kristus benar-benar dalam keadaan menyatu dengan entitas Eloh Bapa. Sehingga disebutkan bahwa DIA dimiliki oleh Tuhan (Eloh Bapa), dan DIA (Yesus Kristus) tidak pernah diciptakan melainkan dimiliki dan ditetapkan, ada menyatu didalam entitas Eloh Bapa. Dengan demikian, entitas sang Firman alias Yesus Kristus juga adalah entitas Eloh.

Yohanes 1:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Eloh dan Firman itu adalah Eloh.

Ilustrasi entitas Ha Logos (Sang Firman / Yesus Kristus) yang berwarna biru tua, yang berada ditengah, Masih menyatu bersama entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan, sebelum ruang-waktu surga (alam roh) diciptakan. Karena entitas Yesus Kristus juga adalah entitas Eloh, maka didalam gambar warnanya sama dengan warna Eloh Bapa yaitu berwarna biru, hanya saja dibuat menjadi biru tua, agar gambarannya dapat dilihat didalam ilustrasi ini.



Kemudian Eloh Bapa menciptakan sebuah ruang-waktu awal nan besar, yang akan digunakan sebagai tempat keberadaan segala sesuatu yang akan diciptakan oleh Elohim. Ruangwaktu tersebut dinamakan “surga”. Mengingat tidak ada tempat apapun selain entitas diri Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan (no Limit), maka setelah diciptakan, ruangwaktu surgawi tersebut eksis berada didalam diri Eloh Bapa.


Pada gambar berikut: warna biru adalah entitas Eloh Bapa, lingkaran warna biru tua kecil di bagian atas kiri adalah Sang Logos sebelum masuk ke dalam ruang-waktu surga. Lingkaran warna putih adalah gelembung ruang-waktu surga.

          Setelah ruang-waktu surga (alam roh) tercipta dan ditempatkan didalam entitas diri Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan (no Limit) tersebut. kemudian dengan KEKUATAN KUASA Eloh, entitas pikiran Eloh, yang tadinya menyatu dengan entitas Diri Eloh Bapa, segera masuk ke dalam ruang-waktu alam surgawi yang baru diciptakan itu.


Ilustrasi entitas Ha Logos (Yesus Kristus) yang digambarkan berbentuk lingkaran biru tua, telah masuk kedalam ruang-waktu surga (alam roh) yang bewarna putih, yang eksis didalam entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan.

          Ketika berada di ruang-waktu alam surgawi itu, sang Logos (Yesus Kristus) langsung bekerja menciptakan isi ruang-waktu alam surgawi, termasuk menciptakan para malaikat surgawi.  Penciptaan yang dilakukan didalam ruang-waktu surga (Firdaus)  inilah, proses penciptaan yang terjadi secara ex nihilo (dari ketiadaan) benar-benar dilakukan. Setelah sang Logos (Yesus Kristus) menciptakan segala sesuatu yang mengisi kedalaman ruang-waktu surgawi (Firdaus). DIA menciptakan ruang-waktu alam dunia. Namun ruang-waktu alam dunia yang diciptakan bukanlah ruang-waktu semesta (Universe) melainkan sebuah ruang-waktu atau sebuah tempat yang akan digunakan untuk menciptakan dan menempatkan seluruh ruang-waktu semesta (Universe) yang ada, termasuk diantaranya adalah ruang-waktu Semesta (Universe) kita. Dalam bahasa kitab genesis (Kejadian) ruang-waktu induk dari ruang-waktu semesta (Universe)  disebut dengan istilah Tehom (The Dept / Samudra Raya).   

Kolese 1: 16-17
1:16 karena melalui Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di dunia (Tehom / rumah multiverse dan semesta), yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada melalui Dia.

Berdasarkan Alkitab, terdapat tiga tingkatan ruang-waktu yang masing-masing eksis berdasarkan dimensionalnya secara khusus. Ketiga ruang waktu tersebut adalah:

I.           Surga tingkat atas / Surga Tingkat Tiga / Tahta Jesus Kristus

          Ini adalah ruang-waktu yang pertama eksis (ada). Ruang-waktu ini berada atau tinggal didalam entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan (no limit) (2 Tawarikh 6:18 KJV dan 1 Raja –raja 8: 27 KJV ). Ini adalah ruang-waktu yang memiliki jumlah dimensional lebih kompleks dari ruang-waktu lainnya, karena ruang-waktu ini memiliki awal, bahwa kemunculannya melalui proses penciptaan, maka dimensi waktu menyertai dimensi lain yang dimilikinya. Ini adalah ruang-waktu tempat dimana Yesus Kristus bertahta. Sebelum ruang-waktu surga ada, yesus kristus menyatu secara entitas dengan entitas Eloh Bapa (Amsal 8: 22 -23 KJV). Pada ruang-waktu ini tercipta materi roh (air kehidupan) dan makhluk roh (Malaikat surga).

II Korintus 12:2-4
Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lampau (Entah didalam tubuh apaun diluar tubuh, aku tidak tahu, Eloh yang mengetahuinya). Orang itu diangkat ke tingkat yang ketiga dari langit. Aku juga tahu tentang, entah didalam tubuh, entah diluar tubuh, aku tidak tahu, Elloh yang mengetahuinya, ia tiba-tiba diangkat ke firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tidak terkatakan, yang tidak boleh diucapka manusia.

Menurut Wahyu 2:7 dan Wahyu 22: 1-2 menyebutkan bahwa Firdaus adalah surga tingakat tiga dimana pohon kehidupan dan tahta Elloh ditempatkan.


          Ruang waktu TEHOWM atau samudra raya adalah ruang-waktu yang berfungsi sebagai INDUK ALAM DUNIA. Disinilah seluruh ANAK ALAM DUNIA alias universe diciptakan dan tinggal setelah diciptakan, dimana pada setiap universe tersebut masing-masing diciptakan dengan jumlah dimensi tertentu.

III.        Multiverse (Universes) Termasuk Universe Kita yaitu Surga Tingkat Pertama.

          Ini adalah ruang-waktu ANAK-ANAK ALAM DUNIA atau universes, yang termasuk diantaranya adalah universe (Alam semesta) kita, yang masing-masing universe tersebut eksis berdasarkan dimensinya.

Mazmur 19:2
Langit (universe / semesta)  menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala (Atmosfer planet bumi) memberitakan pekerjaan tangannya

Mazmur 8:4-5  Jika aku melihat langit-MU (universe / semesta), buatan jariMU, bulan dan bintang-bintang yang KAU tempatkan, apakah manusia sehingga ENGKAU mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga engkau mengindahkannya?


Tuhan, Surga, Tehowm Dan Universe
Keterangan Gambar:
Bagian luar yang berwarna biru adalah Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Didalam Eloh Bapa terdapat ruang-waktu surga yang berupa sebuah gelembung raksasa. Kemudian didalam gelembung ruang-waktu surga, terdapat gelembung ruang-waktu Tehom (rumah multiverse) yang berukuran sedang yang jumlahnya lebih dari satu. Dan gelembung yang terakhir , yaitu setiap gelembung yang berukuran kecil yang menempati setiap gelembung Tehom adalah gelembung universe (semesta) yang mana masing-masing Universe tersebut mungkin mengandung miliaran galaksi. Gelembung semesta kita terletak pada salahsatu gelembung Tehom.


Kronologi Penciptaan Ruang-Waktu Semesta (Universe) Kita Dan Segala Isinya.
          Penciptaan Universe dalam Alkitab adalah sesuai dengan teori bigbang yang berlaku universal. Teori Bigbang adalah Teori seorang Bapa Gereja yaitu teori Uskup George Lemaitre, seorang kosmolog, fisikawan dan uskup Gereja Katholik Roma berkebangsaan Belgia. Teori tersebut dibuatnya sebagai upaya untuk menjelaskan tentang “penciptaan universe” menurut kitab Genesis. Secara mengejutkan dan menohok para atheisme, teori itu pertama kali muncul dalam bentuk makalah ilmiah pada tahun 1931, yang ditulis sendiri oleh Georges Lemaitre

          Teori bigbang, diterima oleh hampir semua astronom saat ini, kemunculannya adalah keberangkatan yang radikal dari ortodoksi ilmiah di tahun 1930-an. Banyak astronom pada saat itu masih tidak nyaman dengan ide bahwa alam semesta mengembang. Bahwa alam semesta yang teramati, seluruh galaksi berawal dari sebuah even bigbang adalah sangat masuk akal. Uskup  Lemaitre berpendapat bahwa alam semesta fisik awalnya adalah partikel atom purba tunggal, yang kemudian menjadi berkembang dalam sebuah ekspansi (proses pengembangan), sehingga menimbulkan sebuah ruang-waktu dan perluasan alam semesta yang berlanjut hingga hari ini.

          Menurut Uskup George Lemaitre pada dasarnya even bigbang menyertakan kejadian mistis (spiritual) bahwa Tuhan sangat terlibat. Teori tersebut telah dibuktikan oleh Edwin Hubble, setelah pengamatannya terhadap galaksi-galaksi yang saling menjauhi dengan teleskop besar. Menjauhnya galaksi-galaksi tersebut merupakan bukti dari kata Uskup George Lemaitre yang mengatakan bahwa alam semesta berkembang. 

          Uskup George Lemaitre mengembangkan teori bigbang atas dasar perintah Paus Pius XII, yang menugaskan ilmuwan gereja (uskup Lemaitre) untuk mengembangkan teori yang cocok atau tepat yang digunakan untuk menjelaskan kisah penciptaan pada Alkitab secara ilmiah, ini semua dilakukan sebagai upaya untuk membendung pengaruh atheistik yang menjalar ke segenap penjuru eropa pada waktu itu. 

          Pada tahun 1951, Paus Pius XII yang juga adalah seorang Ilmuan yang tergabung dalam proyek Manhattan, menunjukankan titik kejadian bigbang yang dijelaskan oleh Uskup George Lemaitre berdasarkan Kitab Genesis tersebut adalah pada kata “Jadilah terang. Sejak saat itu teori Big Bang, meledak besar sebagai ‘teori’ asal mula semesta. 

          Jadi orang yang pertamakali memahami dan menyadari bahwa titik kejadian bigbang pada Alkitab yang tertulis pada Genesis 1:3 tersebut adalah Uskup George Lemaitre sendiri, hanya saja beliau sangat berhati-hati, sehingga tidak secara langsung memberitahukannya kepada dunia. Sayangnya, hal itu akhirnya terbongkar oleh atasannya sendiri yaitu Paus Pius XII, yang cenderung tidak mampu memegang rahasia.


Uskup George Lemaitre, Bapak Teori Bigbang

          Awalnya banyak orang bingung, tentang bagaimana proses pemisahan terang dan gelap yang terdapat didalam Alkitab yang disebutkan oleh  Paus Pius XII tersebut, namun sejak para astronom berjuang membuktikan kata-kata Alkitab, semuanya telah menjadi nyata bahwa kini telah diketahui bahwa even bigbang menghasilkan produk yaitu materi TERANG dan materi GELAP, kedua materi tersebut setelah tercipta masing-masing berdiri sendiri (tidak menyatu).

          Selain melahirkan materi TERANG dan materi GELAP, even bigbang juga melahirkan produk Anti materi (GELAP / merusak) dan pada materi TERANG pembentuk TATA SURYA, pemisahan bagian yang TERANG (benda yang menghasilkan cahaya sendiri, seperti matahari dan bintang-bintang)  dengan bagian yang GELAP (benda yang tidak menghasilkan cahaya sendiri seperti planet, komet, satelit) juga terjadi. Dengan demikian, sampai sekarang para ilmuwan terus bekerja untuk MENYATAKAN (membuktikan) kata-kata Alkitab.

          Karena Teori Bigbang awalnya adalah digagaskan oleh Bapak Gereja, maka PENJELASAN PENCIPTAAN ALKITAB DENGAN TEORI BIGBANG bukanlah sebuah upaya PENCOCOKAN alias cocokmologi menurut istilah orang Indonesia, antara Alkitab dengan teori bigbang tersebut, melainkan karena sejak awal teori bigbang dikembangkan oleh ilmuwan yang sekaligus imam (uskup) gereja katholik sendiri, untuk menjelaskan tentang proses penciptaan yang terdapat didalam Alkitab melalui perspektif sains

          Jadi jika ada orang diluar kristen berpendapat bahwa PENJELASAN PENCIPTAAN BERDASARKAN ALKITAB, DENGAN MEMAKAI TEORI BIGBANG ADALAH SEBUAH UPAYA COCOKMOLOGI (pencocokan), JELAS ORANG TERSEBUT ADALAH SEORANG YANG LUPA DENGAN SEJARAH TENTANG bagaimana KELAHIRAN TEORI BIGBANG ITU SENDIRI, DAN SEBALIKNYA JIKA ADA OKNUM PENGANUT AGAMA TERTENTU, YANG BERUSAHA MENJELASKAN PENCIPTAAN BERDASARKAN KITAB SUCI MEREKA DENGAN MEMAKAI TEORI BIGBANG, MAKA SESUNGGUHNYA AKSI MEREKA ITULAH YANG TEPAT DAN PANTAS DISEBUT "COCOKMOLOGER" DAN "FOLLOWER", KARENA MENGIKUTI TEORI BAPAK GEREJA.

          Proses penciptaan universe sampai kepada planet kita dan penghuninya, oleh Tuhan dijalankan sebanyak enam tahapan. Tiap tahapan penciptaan lamanya berbeda-beda. Enam tahapan penciptaan tersebut pemberitahuannya kepada Nabi Musa di implementasikan melalui penglihatan sebanyak enam hari berturut-turut. Petang sampai pagi yang disebutkan pada kisah tersebut merupakan periode satu hari,  pada budaya / tradisi bangsa Israel. Jadi petang dan pagi tersebut tidak lain adalah petang dan pagi dari hari, pada saat penglihatan-penglihatan tersebut diberikan kepada Nabi Musa.

          Adanya penglihatan-penglihatan tersebut dirahasiakan oleh Nabi Musa, sehingga tidak dituliskannya pada kisah penciptaan tersebut. Penglihatan proses penciptaan dunia tersebut dilakukan atau di implementasikan oleh Tuhan kepada Nabi Musa pada waktu Nabi Musa berada diatas gunung sinai selama 40 hari dan 40 malam. Jadi ada enam hari dari keseluruhan hari ketika nabi Musa berada di atas gunung, yang dipergunakan oleh Tuhan untuk memperlihatkan bagaimana Tuhan menciptakan dunia kita ini, seperti yang tertulis pada ayat Alkitab berikut ini:

Keluaran 24 : 18 "Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya".

Berikut adalah Link dari Daftar kronologi Catatan Tentang Penciptaan Dunia Kita (Universe Dan Planet Bumi) Didalam Alkitab:
Situasi Dan Kondisi Didalam Ruangwaktu Tehom (Ruang Induk Semesta) Dimasa Pra Bigbang
Penciptaan Universe (Alam Semesta) Kita Dan Isinya
Tahapan Pertama (Hari Pertama)
Awal Dari Penciptaan Planet Bumi Dan Isinya
Tahapan Kedua (Hari Kedua)
Tahapan Ketiga (Hari Ketiga)
Tahapan Ke-empat (Hari Ke-empat)
Tahapan Kelima (Hari Kelima)
Tahapan Ke-enam (Hari Ke-enam)



0 komentar :

Posting Komentar

 

Translate

Label

Adat (5) Bigbang (14) Budaya (5) Dayak (10) Kerajaan Dayak (11) Multiverse (3)