Sebelum melangkah lebih
jauh, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan; ruang, ruang-waktu dan langit. Ruang
diartikan sebagai sebuah rongga yang terbatas atau terlingkung oleh bidang atau
dapat juga diartikan sebagai rongga yang tidak terbatas tempat segala yang ada.
Sementara, ruangan adalah suatu
tempat tertutup dengan langit-langit yang berada pada suatu bangunan. Dengan
kata lain, ruangan adalah suatu
rongga yang terlingkungi oleh suatu bidang. Sementara itu, ruang-waktu adalah suatu bangunan yang merupakan hasil permodelan
matematika yang dibingkai oleh empat sampai lebih jumlah dimensinya, dan khusus
untuk ruang-waktu semesta kita, ia dibingkai oleh dimensi panjang, dimensi
lebar dan dimensi tinggi dan dimensi waktu menjadi satu kesatuan yang kontinuitas (berkesinambungan / berkelanjutan).
Langit adalah ruang luas yang terbentang diatas bumi (diluar bumi) tempat keberadaan bulan, matahari,
planet, bintang-bintang dan lain-lain yang dalam bahasa Inggris disebut Heaven (langit / dunia supranatural). Dari
sekian banyak sinonim (persamaan)
dari kata “langit” alias sebuah “ruang-waktu”, terdapat tiga diantaranya adalah; ruangan,
bentangan langit dan angkasa luar.
Dengan demikian, kata
“langit” jelas merupakan sebuah ruang
atau sebuah ruang-waktu (ruang alam).
Jadi, baik alam surgawi (Firdaus). Alam tehom
(Multiverse) maupun alam semesta (Universe),
semuanya adalah berupa ruang-waktu (ruang
alam). Hanya saja yang membedakan seluruh ruang-waktu adalah jumlah
dimensional yang menyusunnya. Tentu saja jumlah dimensional yang menyusun alam surgawi (Firdaus) sangat kompleks jika
dibandingkan dengan jumlah dimensional yang menyusun alam tehom (Multiverse) dan alam
semesta (Universe). Setelah kita memahami apa itu langit, ruang, dan
ruang-waktu, mari kita melanjutkan pembahasan kita!
Sebelum segala sesuatu diciptakan, yang ada hanyalah entitas Eloh Bapa. Pada entitas diri Eloh Bapa tersebut menyatu entitas Eloh Putra atau Sang
Logos atau Sang Firman. Didalam ke-eksistensi-anNYA, Elohim (Eloh Bapa dan Eloh Putra) adalah
entitas yang keberadaannya tanpa disentuh oleh dimensi waktu, artinya keberadaan Elohim tanpa
permulaan dan tanpa akhir, melainkan eksis
(ada) secara kekal. Ukuran
entitas Eloh Bapa tanpa dilingkupi
(dibatasi dan ditopang) oleh dimensi luas, baik
dimensi luas secara qualitas (nilai kekuatan dan kesinambungan) maupun dimensi luas secara quantitas
(Besarnya ukuran / size secara matematis) menurut perspektif kita manusia
yang tinggal pada dunia empat dimensi
(waktu, panjang, lebar dan tinggi).
Dengan kata lain, bahwa ukuran entitas Eloh Bapa adalah
maha luas dan tanpa batasan (No Limit)
ada-NYA. Dengan
demikian, jelaslah bahwa Eloh Bapa
tidak menempati ruang-waktu apapun, karena ruang-waktu
apapun adalah bagian dari
entitas ciptaanNYA juga. Karena
tidak ada entitas apapun yang paling awal dan yang memiliki ukuran yang tanpa
batasan, selain Eloh Bapa, maka tidak ada tempat apapun juga yang ada
kecuali selain entitas Eloh Bapa sendiri yang difungsikan untuk meletakan
segala sesuatu yang pertamakali akan diciptakan oleh Elohim.
Seandainya pada diri kita
timbul sebuah
pikiran hingga menyebabkan diri kita mengatakan
bahwa entitas Eloh Bapa terbatas secara ukuran, maka hal ini sudah pasti akan
menciptakan celah yang sangat menganga, yang tentunya akan memberikan
kesempatan kepada berbagai teori peluang untuk dapat masuk dan bergulat
dengannya. Teori-teori peluang yang dimaksudkan itu
adalah seperti kemunculan berbagai pertanyaan, yang antara lain:
1. Jika ukuran entitas
Eloh Bapa dalam keadaan terbatas (memiliki batasan).
Maka hal ini tentu mengindikasikan bahwa Eloh Bapa sendiri memerlukan
entitas lain untuk dapat eksis (tinggal / berdiam / berada). Tentu saja entitas tersebut adalah berfungsi sebagai
penopang atau peng-eksis atau berfungsi bagaikan sebuah ruang yang ditempatkan
oleh Eloh Bapa, sehingga entitas-NYA dapat eksis?
2. Jika seandainya entitas
Eloh Bapa terbatas dan menempati suatu entitas yang berfungsi bagaikan sebuah ruang tempat bagi Eloh Bapa agar dapat eksis, lalu tersusun
atau tercipta dari apakah entitas yang bagaikan sebuah ruangan tersebut? apakah entitas yang bagaikan
sebuah ruangan itu memiliki batasan juga, atau tanpa batasan sama sekali?
3. Seandainya entitas yang
bagaikan ruangan tersebut memiliki batasan, lalu entitas apa yang terdapat
diluarnya? Dan apakah entitas yang diluarnya itu juga memiliki batasan atau
tanpa batasan?
4. Seandainya entitas yang
bagaikan sebuah ruangan tersebut tanpa batasan? Tentu akan berpeluang bagi
pemahaman baru, bahwa terdapat entitas supernatural lain, selain entitas
Eloh Bapa?
Berbagai teori peluang yang berupa pertanyaan-pertanyaan
seperti diatas, tidak akan henti-hentinya muncul, seandainya celah masuknya
benar-benar sangat menganga. Agar berbagai teori peluang yang dimaksud seperti
diatas tidak dapat masuk, sudah tentu harus terdapat gembok erat yang sangat
menutup rapat celah yang menganga tersebut. Gembok erat dan sangat kuat
tersebut adalah berupa ayat-ayat Alkitab berikut ini:
2 Tawarikh 6:18 KJV; But will God in very deed dwell with men on the earth? behold, heaven (Our Universe) and the heaven (Tehowm / Home of Multiverse) of heavens (universes) cannot contain thee; how much less this house which I have built!
Tetapi
benarkah Elohim hendak diam bersama dengan manusia di
atas bumi? Sesungguhnya langit (Alam Semesta Kita),
bahkan langit (Tehom / rumah Seluruh alam semesta) yang mengatasi segala langitpun (Multiverse / Seluruh alam semesta) tidaklah dapat memuat Engkau,
terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.
1 Raja
–raja 8: 27 KJV: But will God indeed dwell on the earth? behold, the heaven (Our
Universe) and heaven (Tehowm / House of Multiverse) of heavens
(Universes) cannot contain thee; how much
less this house that I have builded?
Tetapi
benarkah Elohim hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit (Alam
Semesta Kita), bahkan langit (Home of Multiverse / Rumah Alam Semesta) yang mengatasi segala langitpun (Seluruh Alam Semesta Yang Ada)
tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.
Dari kedua ayat Alkitab diatas, secara telak dan tuntas
serta mengikat, memberitahukan kepada kita Bahwa entitas Eloh Bapa adalah
MAHA BESAR. Dengan demikian apapun yang akan diciptakan pertama kali oleh Eloh Bapa,
maka ciptaan tersebut pasti ditempatkan pada entitas Eloh Bapa sendiri.
Eloh Bapa tempat tinggal segala sesuatu:
Mazmur 90:1-2
1
Tuhan, Engkaulah tempat tinggal kami turun-temurun. 2 Sebelum gunung-gunung
dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya Engkaulah Eloh.
Mazmur 90:1-2 Kjv
Lord, thou hast been our dwelling
place in all generations. Before the mountains were brought forth, or ever thou
hadst formed the earth and the world, even from everlasting to everlasting,
thou art God.
Tuhan, Engkau telah
menjadi tempat tinggal kami disemua generasi kami. Sebelum gunung-gunung
(ruangwaktu-ruangwaktu yang berukuran besar = Tehowm-tehowm) dilahirkan, atau sebelum engkau membentuk
planet bumi dan semesta, bahkan dari kekal sampai kekal, engkau adalah Eloh.
Perhatian
!!!
Kata "mountains atau gunung-gunung"
seringkali merujuk atau mengacu kepada "ruang / ruangwaktu / ruang wilayah
/ tempat / wilayah kerajaan / wilayah negara".
Pembanding:
Yehezkiel 39:4 Di atas gunung-gunung (ruang wilayah-ruang wilayah) Israel, Gog bersama
seluruh tentara dan sekutunya akan gugur, dan mayat-mayat mereka akan Kuberikan
kepada segala burung dan binatang buas untuk dimakan.
Sebelum Eloh Bapa menciptakan ruangwaktu apapun, entitas pikiran Eloh yaitu entitas Sang Logos atau Sang Firman alias Yesus
Kristus masih menyatu dengan entitas Eloh Bapa.
Amsal 8: 22 -23 KJV:
22 The
LORD possessed me in the beginning of his way, before his works of old. TUHAN memiliki aku di awal cara-NYA, sebelum
karya-karyaNYA yang paling tua.
23 I
was set up from everlasting, from the beginning, or ever the earth was. Aku ditetapkan dari keabadian, dari awal, atau
sebelum eretz (dunia) ada.
Pada kitab Amsal 8: 22 - 23 KJV, dengan sangat jelas disebutkan bahwa sebelum sang Logos atau sang Firman alias Yesus Kristus menempati ruang-waktu alam surgawi, entitas Yesus Kristus benar-benar dalam keadaan menyatu dengan entitas Eloh Bapa. Sehingga disebutkan bahwa DIA dimiliki oleh Tuhan (Eloh Bapa), dan DIA (Yesus Kristus) tidak pernah diciptakan melainkan dimiliki dan ditetapkan, ada menyatu didalam entitas Eloh Bapa. Dengan demikian, entitas sang Firman alias Yesus Kristus juga adalah entitas Eloh.
Yohanes 1:1
Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Eloh dan Firman itu adalah Eloh.
Ilustrasi entitas Ha Logos (Sang Firman / Yesus Kristus) yang berwarna biru tua, yang berada ditengah, Masih menyatu bersama entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan, sebelum ruang-waktu surga (alam roh) diciptakan. Karena entitas Yesus Kristus juga adalah entitas Eloh, maka didalam gambar warnanya sama dengan warna Eloh Bapa yaitu berwarna biru, hanya saja dibuat menjadi biru tua, agar gambarannya dapat dilihat didalam ilustrasi ini.
Kemudian Eloh Bapa menciptakan sebuah ruang-waktu awal nan besar, yang
akan digunakan sebagai tempat keberadaan segala sesuatu yang akan diciptakan
oleh Elohim. Ruangwaktu tersebut dinamakan “surga”. Mengingat tidak ada
tempat apapun selain entitas diri Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan (no
Limit), maka setelah diciptakan, ruangwaktu surgawi tersebut eksis berada
didalam diri Eloh Bapa.
|
Pada gambar berikut: warna biru adalah entitas Eloh Bapa,
lingkaran warna biru tua kecil di bagian atas kiri adalah Sang Logos sebelum
masuk ke dalam ruang-waktu surga. Lingkaran warna putih adalah gelembung ruang-waktu
surga.
|
Setelah ruang-waktu surga
(alam roh) tercipta dan ditempatkan didalam entitas diri Eloh Bapa yang
maha luas tanpa batasan (no Limit) tersebut. kemudian dengan KEKUATAN KUASA Eloh, entitas pikiran Eloh,
yang tadinya menyatu dengan entitas Diri Eloh Bapa, segera
masuk ke dalam ruang-waktu alam
surgawi yang baru diciptakan itu.
Ketika berada di ruang-waktu alam surgawi itu, sang Logos (Yesus Kristus) langsung bekerja menciptakan isi ruang-waktu alam surgawi, termasuk menciptakan para
malaikat surgawi. Penciptaan yang dilakukan didalam ruang-waktu surga (Firdaus) inilah, proses penciptaan yang terjadi secara ex nihilo (dari ketiadaan) benar-benar
dilakukan. Setelah sang Logos (Yesus Kristus) menciptakan segala sesuatu yang mengisi
kedalaman ruang-waktu surgawi (Firdaus). DIA menciptakan ruang-waktu alam dunia. Namun ruang-waktu alam dunia yang diciptakan bukanlah ruang-waktu semesta (Universe) melainkan sebuah ruang-waktu atau sebuah tempat yang akan digunakan untuk menciptakan dan menempatkan seluruh ruang-waktu semesta (Universe) yang ada, termasuk diantaranya adalah ruang-waktu Semesta (Universe) kita. Dalam bahasa kitab genesis
(Kejadian) ruang-waktu induk dari ruang-waktu semesta
(Universe) disebut dengan istilah Tehom (The Dept / Samudra Raya).
Kolese 1: 16-17
1:16 karena melalui
Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada
di dunia (Tehom / rumah multiverse dan semesta), yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada melalui Dia.
Berdasarkan
Alkitab, terdapat tiga tingkatan ruang-waktu yang
masing-masing eksis berdasarkan dimensionalnya secara khusus. Ketiga ruang
waktu tersebut adalah:
I. Surga
tingkat atas / Surga Tingkat Tiga / Tahta Jesus Kristus
Ini adalah ruang-waktu yang pertama eksis (ada).
Ruang-waktu ini berada atau tinggal didalam entitas Eloh Bapa yang maha luas
tanpa batasan (no limit) (2 Tawarikh 6:18 KJV dan 1 Raja –raja 8: 27 KJV ). Ini
adalah ruang-waktu yang memiliki jumlah dimensional lebih kompleks dari ruang-waktu lainnya,
karena ruang-waktu ini memiliki awal, bahwa kemunculannya melalui proses penciptaan,
maka dimensi waktu menyertai dimensi lain yang dimilikinya. Ini adalah ruang-waktu tempat dimana Yesus Kristus bertahta. Sebelum ruang-waktu
surga ada, yesus kristus menyatu secara entitas dengan entitas Eloh Bapa (Amsal
8: 22 -23 KJV). Pada
ruang-waktu ini tercipta materi roh (air kehidupan) dan makhluk roh (Malaikat
surga).
II Korintus 12:2-4
Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lampau (Entah
didalam tubuh apaun diluar tubuh, aku tidak tahu, Eloh yang mengetahuinya).
Orang itu diangkat ke tingkat yang ketiga dari langit. Aku juga tahu tentang,
entah didalam tubuh, entah diluar tubuh, aku tidak tahu, Elloh yang
mengetahuinya, ia tiba-tiba diangkat ke firdaus dan ia mendengar kata-kata yang
tidak terkatakan, yang tidak boleh diucapka manusia.
Menurut Wahyu 2:7 dan Wahyu 22: 1-2 menyebutkan bahwa Firdaus adalah surga
tingakat tiga dimana pohon kehidupan dan tahta Elloh ditempatkan.
Ruang waktu TEHOWM atau samudra raya adalah ruang-waktu yang berfungsi sebagai INDUK ALAM
DUNIA. Disinilah seluruh ANAK ALAM DUNIA alias universe diciptakan dan tinggal setelah
diciptakan, dimana pada setiap universe tersebut masing-masing diciptakan dengan
jumlah dimensi tertentu.
III. Multiverse (Universes) Termasuk Universe Kita yaitu Surga Tingkat Pertama.
Ini adalah ruang-waktu ANAK-ANAK
ALAM DUNIA atau universes, yang termasuk
diantaranya
adalah universe
(Alam semesta) kita, yang
masing-masing universe tersebut eksis berdasarkan dimensinya.
Mazmur 19:2
Langit (universe / semesta) menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala (Atmosfer planet bumi)
memberitakan pekerjaan tangannya
Mazmur 8:4-5
Jika aku melihat langit-MU (universe
/ semesta), buatan jariMU, bulan dan bintang-bintang yang KAU tempatkan,
apakah manusia sehingga ENGKAU mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga
engkau mengindahkannya?
Tuhan, Surga, Tehowm Dan Universe
Keterangan Gambar:
Bagian luar yang berwarna biru adalah Eloh Bapa yang maha luas tanpa
batasan. Didalam Eloh Bapa terdapat ruang-waktu surga yang berupa
sebuah gelembung raksasa. Kemudian didalam gelembung ruang-waktu surga,
terdapat gelembung ruang-waktu Tehom (rumah multiverse) yang berukuran
sedang yang jumlahnya lebih dari satu. Dan gelembung yang terakhir , yaitu
setiap gelembung yang berukuran kecil yang menempati setiap gelembung Tehom
adalah gelembung universe (semesta) yang mana masing-masing Universe
tersebut mungkin mengandung miliaran galaksi. Gelembung semesta kita terletak
pada salahsatu gelembung Tehom.
Kronologi
Penciptaan Ruang-Waktu Semesta (Universe) Kita Dan Segala Isinya.
Penciptaan Universe dalam Alkitab adalah sesuai dengan
teori bigbang yang berlaku universal. Teori Bigbang adalah Teori seorang
Bapa Gereja yaitu teori Uskup George Lemaitre, seorang kosmolog,
fisikawan dan uskup Gereja Katholik Roma berkebangsaan Belgia. Teori tersebut
dibuatnya sebagai upaya untuk menjelaskan tentang “penciptaan universe” menurut
kitab Genesis. Secara mengejutkan dan menohok para atheisme, teori itu pertama
kali muncul dalam bentuk makalah ilmiah pada tahun 1931, yang ditulis sendiri
oleh Georges Lemaitre.
Teori bigbang, diterima oleh hampir semua astronom saat
ini, kemunculannya adalah keberangkatan yang radikal dari ortodoksi ilmiah di
tahun 1930-an. Banyak astronom pada saat itu masih tidak nyaman dengan ide
bahwa alam semesta mengembang. Bahwa alam semesta yang teramati, seluruh
galaksi berawal dari sebuah even bigbang adalah sangat masuk
akal. Uskup Lemaitre berpendapat bahwa alam semesta fisik
awalnya adalah partikel atom purba tunggal, yang kemudian menjadi berkembang dalam sebuah ekspansi (proses
pengembangan), sehingga menimbulkan sebuah ruang-waktu
dan perluasan alam semesta yang berlanjut hingga hari ini.
Menurut Uskup George Lemaitre pada dasarnya even bigbang
menyertakan kejadian mistis (spiritual) bahwa Tuhan sangat terlibat. Teori
tersebut telah dibuktikan oleh Edwin Hubble, setelah pengamatannya terhadap
galaksi-galaksi yang saling menjauhi dengan teleskop besar. Menjauhnya
galaksi-galaksi tersebut merupakan bukti dari kata Uskup George Lemaitre yang
mengatakan bahwa alam semesta berkembang.
Uskup George Lemaitre mengembangkan teori bigbang atas
dasar perintah Paus Pius XII, yang menugaskan ilmuwan gereja (uskup Lemaitre)
untuk mengembangkan teori yang cocok atau tepat yang digunakan untuk
menjelaskan kisah penciptaan pada Alkitab secara ilmiah, ini semua dilakukan
sebagai upaya untuk membendung pengaruh atheistik yang menjalar ke segenap
penjuru eropa pada waktu itu.
Pada tahun 1951, Paus Pius XII yang juga adalah seorang
Ilmuan yang tergabung dalam proyek Manhattan, menunjukankan titik kejadian
bigbang yang dijelaskan oleh Uskup George Lemaitre berdasarkan Kitab Genesis
tersebut adalah pada kata “Jadilah terang. Sejak saat itu teori Big Bang,
meledak besar sebagai ‘teori’ asal mula semesta.
Jadi orang yang pertamakali memahami dan menyadari bahwa
titik kejadian bigbang pada Alkitab yang tertulis pada Genesis 1:3 tersebut
adalah Uskup George Lemaitre sendiri,
hanya saja beliau sangat berhati-hati, sehingga tidak secara langsung
memberitahukannya kepada dunia. Sayangnya, hal itu akhirnya terbongkar oleh
atasannya sendiri yaitu Paus Pius XII, yang cenderung tidak mampu memegang
rahasia.
Uskup George
Lemaitre, Bapak Teori Bigbang
|
Awalnya banyak orang
bingung, tentang bagaimana proses pemisahan terang dan gelap yang terdapat
didalam Alkitab yang disebutkan oleh
Paus Pius XII tersebut, namun sejak para astronom berjuang membuktikan
kata-kata Alkitab, semuanya telah menjadi nyata bahwa kini telah diketahui
bahwa even bigbang menghasilkan produk yaitu materi TERANG dan materi GELAP,
kedua materi tersebut setelah tercipta masing-masing berdiri sendiri (tidak
menyatu).
Selain melahirkan materi
TERANG dan materi GELAP, even bigbang juga melahirkan produk Anti materi (GELAP / merusak) dan pada materi
TERANG pembentuk TATA SURYA, pemisahan bagian yang TERANG (benda yang menghasilkan cahaya sendiri, seperti matahari dan
bintang-bintang) dengan bagian yang GELAP
(benda yang tidak
menghasilkan cahaya sendiri seperti planet, komet, satelit) juga terjadi. Dengan demikian,
sampai sekarang para ilmuwan terus bekerja untuk MENYATAKAN (membuktikan)
kata-kata Alkitab.
Karena Teori Bigbang awalnya adalah digagaskan oleh Bapak
Gereja, maka PENJELASAN PENCIPTAAN ALKITAB DENGAN TEORI BIGBANG bukanlah sebuah
upaya PENCOCOKAN alias cocokmologi menurut istilah orang Indonesia, antara Alkitab dengan teori bigbang tersebut, melainkan karena sejak
awal teori bigbang dikembangkan oleh ilmuwan yang sekaligus imam (uskup) gereja
katholik sendiri, untuk
menjelaskan tentang proses penciptaan yang terdapat didalam Alkitab melalui
perspektif sains.
Jadi jika ada orang diluar kristen berpendapat bahwa PENJELASAN PENCIPTAAN BERDASARKAN ALKITAB, DENGAN MEMAKAI TEORI BIGBANG ADALAH SEBUAH UPAYA COCOKMOLOGI (pencocokan), JELAS ORANG TERSEBUT ADALAH SEORANG YANG LUPA DENGAN SEJARAH TENTANG bagaimana KELAHIRAN TEORI BIGBANG ITU SENDIRI, DAN SEBALIKNYA JIKA ADA OKNUM PENGANUT AGAMA TERTENTU, YANG BERUSAHA MENJELASKAN PENCIPTAAN BERDASARKAN KITAB SUCI MEREKA DENGAN MEMAKAI TEORI BIGBANG, MAKA SESUNGGUHNYA AKSI MEREKA ITULAH YANG TEPAT DAN PANTAS DISEBUT "COCOKMOLOGER" DAN "FOLLOWER", KARENA MENGIKUTI TEORI BAPAK GEREJA.
Proses penciptaan universe sampai kepada planet kita dan
penghuninya, oleh Tuhan dijalankan sebanyak enam tahapan. Tiap tahapan
penciptaan lamanya berbeda-beda. Enam tahapan penciptaan tersebut
pemberitahuannya kepada Nabi Musa di implementasikan melalui penglihatan
sebanyak enam hari berturut-turut. Petang sampai pagi yang disebutkan pada
kisah tersebut merupakan periode satu hari,
pada budaya / tradisi bangsa Israel. Jadi petang dan pagi tersebut tidak
lain adalah petang dan pagi dari hari, pada saat penglihatan-penglihatan tersebut
diberikan kepada Nabi Musa.
Adanya penglihatan-penglihatan tersebut dirahasiakan oleh
Nabi Musa, sehingga tidak dituliskannya pada kisah penciptaan tersebut. Penglihatan
proses penciptaan dunia tersebut dilakukan atau di implementasikan oleh Tuhan
kepada Nabi Musa pada waktu Nabi Musa berada diatas gunung sinai selama 40 hari
dan 40 malam. Jadi ada enam hari dari
keseluruhan hari ketika nabi Musa berada di atas gunung, yang dipergunakan oleh
Tuhan untuk memperlihatkan bagaimana Tuhan menciptakan dunia kita ini, seperti
yang tertulis pada ayat
Alkitab berikut ini:
Keluaran 24 : 18 "Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan
mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan
empat puluh malam lamanya".
Berikut adalah Link dari Daftar kronologi Catatan Tentang Penciptaan Dunia Kita
(Universe Dan Planet Bumi) Didalam Alkitab:
Situasi Dan Kondisi
Didalam Ruangwaktu Tehom (Ruang Induk
Semesta) Dimasa Pra Bigbang
Penciptaan Universe (Alam Semesta) Kita Dan Isinya
Tahapan
Pertama (Hari Pertama)
Awal Dari Penciptaan Planet Bumi Dan Isinya
Tahapan Kedua
(Hari Kedua)
Tahapan Ketiga
(Hari Ketiga)
Tahapan
Ke-empat (Hari Ke-empat)
Tahapan Kelima
(Hari Kelima)
Tahapan
Ke-enam (Hari Ke-enam)
0 komentar :
Posting Komentar