Senin, 07 November 2016

Bigbang Dalam Alkitab (Bagian 3: Situasi Dan Kondisi Sebelum Even Bigbang Terjadi )

Universe adalah langit atau ruang-waktu dari alam fisik tempat keberadaan bintang, planet, nebula, satelit, supernova dan lain-lain. Ruang universe kita adalah langit atau ruang dari angkasa luar yaitu angkasa yang ada diatas atmosfer planet bumi. Sebelum Tuhan menciptakan setiap universe, yang salahsatunya adalah universe kita, Tuhan terlebih dahulu menciptakan ruang-waktu (ruang alam) yang menjadi tempat yang akan digunakan sebagai tempat penciptaan dan tempat tinggal universe kita setelah tercipta. Ruang-waktu (ruang alam) tempat tercipta dan tempat tinggal dari banyak universe tersebut didalam alkitab disebut ruang-waktu Tehom (Multiverse).

Setelah Tuhan menciptakan ruang-waktu Tehom (multiverse / samudra raya)  yang merupakan komponen pertama yang diperlukan untuk menciptakan universe (semesta), lalu mengisinya dengan materi roh yang disebut dengan nama “air”, yang tidak lain adalah komponen kedua yang diperlukan untuk menciptakan ruang-waktu semesta (Universe). Bahan baku materi roh yang disebut  “air” tersebut berasal dari ruang-waktu Surga (Firdaus), yang disalurkan oleh Tuhan kedalam ruang-waktuTehom (rumah multiverse / samudra raya) melalui sebuah saluran yang berupa Wormhole (lubang cacing).

Pada waktu proses penyaluran terjadi, mulut wormhole (lubang cacing) yang disebut “blackhole” terbentuk pada ruang-waktu surga. dan ujungnya yaitu anus wormhole (lubang cacing) yang disebut “whitehole” atau dalam bahasa Alkitab disebut fountains (air mancur) terbentuk pada ruang-waktu tehom (rumah multiverse / samudra raya), yang mengeluarkan materi roh (air) yang berasal dari ruang-waktu surga (Firdaus) tadi ke dalam ruang-waktu tehom (rumah multiverse / samudra raya).

Terakhir Tuhan memasukkan sejumlah tertentu entitas energi cerdas yang berasal langsung dari diri-NYA, yaitu entitas energi yang disebut dengan nama Roh Elohim. Energi cerdas ini merupakan komponen yang ketiga. Roh Elohim ini adalah kepanjangan tangan Elohim, Yang bertindak sebagai agen pengendali, penggiring, pembungkus, penggenggam, penekan, pemampat  dan perasuk, pemberi energi serta penggerak kepada materi roh (air) tersebut.

Bahwa Ruang-waktu Tempat Bigbang Terbentuk Disebut "Tehom" Adalah Karena:
Tehom (rumah multiverse / samudra raya) adalah ruang-waktu dari alam dunia (ruang-waktu fisik)  yang paling awal, yang diciptakan oleh Tuhan setelah penciptaan ruang-waktu surga (alam Roh). Pada kitab Genesis ruang-waktu induk alam dunia tersebut dinamai Tehom (rumah multiverses / samudra raya). Istilah Tehom (rumah multiverse / samudra raya) adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan ruang-waktu rumah multiverse, yaitu tempat dimana Elohim akan menciptakan dan menempatkan seluruh ruang-waktu semesta (Universes) yang akan diciptakan oleh-NYA.

Ruang-waktu Tehom (rumah multiverse / samudra raya) sendiri diciptakan oleh Tuhan didalam ruang-waktu surga (Firdaus) dan setelah tercipta, ruang-waktu tehom (Rumah Multiverses / Samudra Raya) tersebut tinggal atau berada atau eksis pada ruang-waktu surga (Firdaus). Setelah diciptakan, situasi dan kondisi didalam ruang-waktu tehom tersebut suasananya gelap gulita sehingga oleh Nabi Musa disebut “gelap gulita meliputi Tehom (rumah multiverse / samudra raya)”.

IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) adalah sebuah kosakata kiasan yang berbentuk “bahasa fenomena”, untuk menyebut tentang sebuah ruangan yang volumenya sangat besar. Secara harafiah istilah “tehom” sendiri memiliki dua buah makna, yaitu bermakna “Jurang” dan bermakna “Kedalaman lautan”. IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) yang bermakna “Jurang”, karena disebabkan oleh fenomena dari sebuah ruangan multiverse tersebut bagaikan sebuah jurang raksasa, yang apabila kita berada didalamnya, maka kita akan melihat didepan kita terbentang jurang yang sangat besar, demikian juga jika kita berbalik posisi ke arah belakang, kita juga akan melihat didepan kita terbentang jurang besar yang sangat luas.

IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) yang bermakna “Kedalaman sebuah Lautan”, karena memiliki fenomena bagaikan kedalaman lautan diplanet kita, yang apabila kita berada pada ruang rumah multiverse tersebut, maka seolah-olah kita sedang berada dan melayang dikedalaman lautan diplanet bumi yang gelap. Sebagai kesimpulan kenapa istilah “Tehom (the Deep)” digunakan adalah karena memiliki fenomena bagaikan sebuah jurang yang sangat besar dan memiliki fenomena bagaikan sebuah Kedalaman lautan diplanet bumi.

Karena itu, IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) adalah untuk menyebuti sebuah ruang-waktu dari alam dunia yang sangat besar (rumah Multiverse), yang merupakan tempat untuk menciptakan dan menempatkan ruang-waktu dari alam dunia yang lebih kecil (Universe) yang jumlahnya banyak.

Dan Bahwa Materi Roh Yang Digunakan Untuk Bahan Baku Bigbang Disebut "Air" Adalah Karena:

Materi roh yang digunakan untuk bahan baku dalam pembentukan bigbang tersebut adalah materi roh yang berasal dari ruang-waktu surga (Firdaus). Materi roh yang dimaksudkan itu tidak lain adalah "air kehidupan" yang terdapat didalam ruang-waktu surga (Firdaus). Materi roh inilah yang dimasukan oleh Tuhan ke dalam ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse / Samudra Raya).

Wahyu 22:1  Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan (materi roh), yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari tahta Elohim itu.

Didalam surga, Elohim menciptakan energi roh atau materi roh yang disebut dengan istilah "air kehidupan” tersebut. Setelah Elohim menciptakan tehom atau wadah dunia atau ruang induk dunia atau rumah multiverse didalam ruang-waktu surga (Firdaus), lalu oleh Elohim, materi roh (air) dimasukkan kedalam ruang-waktu tehom (rumah multiverse) tersebut. Energi roh / materi roh yang disebut dengan istilah "air" ini merupakan dasar-dasar singularitas (dasar-dasar embrio bigbang) yang akan membentuk energi fisik dan materi fisik.

Amsal 3:19-20 KJV: The LORD by wisdom hath founded the earth; by understanding hath he established the heavens. Dengan hikmat   TUHAN telah meletakkan dasar eretz / materi (dasar-dasar singularitas / embrio bigbang),  dengan pengertian ditetapkan-Nya langit (tehom)

dan; 

Yesaya 48:13  KJV;  Mine hand also hath laid the foundation of the earth, and my right hand hath spanned the heavens: when I call unto them, they stand up together. Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi (dasar-dasar singularitas / embrio bigbang), dan tangan kanan-Ku yang merentangkan (mengulurkan) langit (Semesta). Ketika Aku menyebut namanya, semuanya bermunculan.

Karena bahan baku bigbang berasal dari materi roh, maka alkitab menyebutnya sebagai "sesuatu yang tidak tampak", jadi sama sekali bukan benda-benda atau Materi fisik. Materi roh yang disebut “air” tersebut tidak dapat di indrakan atau dideteksi oleh panca indra manusia, sehingga rasul Paulus memberitahukannya dalam suratnya kepada umat Ibrani “bahwa apapun yang dapat kita lihat atau yang dapat kita deteksi didunia ini, adalah berasal dari sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dideteksi”. Sesuatu yang dimaksudkannya itu adalah nyata, ia hanya tidak dapat dilihat atau dideteksi, tapi bukan berarti tidak ada. Kitab Ibrani telah menyebutkannya, bahwa sesuatu yang tidak kelihatan atau tidak terdeteksi itu, telah eksis jauh sebelum dunia kita diciptakan.

Kolose 1:16 KJV For by him were all things created, that are in heaven, and that are in earth, visible and invisible, whetherthey be thrones, or dominions, or principalities, or powers: all things were created by him, and for him: Karena  oleh Dia telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga (ruangwaktu surga), dan yang ada di dunia, terlihat dan tak terlihat, baik singgasana, maupun kerajaan, atau pemerintah, atau penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Dia, dan untuk Dia.

Ibrani 11:3  KJV; Through faith we understand that the worlds were framed by the word of God, so that things which are seen were not made of things which do appear. Melalui iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dibingkaikan (dibentuk) oleh firman Elohim, sehingga apa yang kita lihat,  tidak diciptakan dari sesuatu yang tampak (maksudnya: tidak diciptakan dari materi fisik, melainkan dari energi roh).

          Istilah “air” disini adalah sebuah kosakata kiasan yang berbentuk bahasa fenomena dan berbentuk bahasa simbolis, yang digunakan untuk menyebutkan  tentang  sesuatu yang sangat berperan penting dalam proses kehidupan atau sesuatu yang sangat diperlukan untuk kehidupan. Karena begitu pentingnya air (H2O) bagi kehidupan, makanya jangan heran jika para ilmuwan astronomi NASA dapat menduga suatu planet diluar tata surya kita akan bisa memiliki bentuk kehidupan, apabila pada planet tersebut  terdapat  air yang cukup.

          Mengingat betapa pentingnya air (H2O) bagi kehidupan, maka Tuhan memberitahukan kepada Nabi Musa bahwa "materi roh" yang digunakan untuk bahan baku penciptaan dunia atau bahan baku bigbang Alkitab dengan menggunakan istilah “air”. Jadi istilah “air” pada genesis 1:2  bukan bermakna air H2O, melainkan istilah kiasan untuk menyebutkan "materi roh" yang menjadi bahan baku bigbang Alkitab.

Genesis 1:2 KJV;  And the earth was without form, and void (Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum berbentuk dan kosong (singularitas) gelap gulita menutupi samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan materi roh yang mengisi tehom).

2 Petrus 3:5 KJV; For this they willingly are ignorant of, that by the word of God the heavens were of old, and the earth standing out of the water and in the water:  Untuk ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh firman Elohim langit (Tehom / The Deep / rumah multiverse) telah ada sejak dahulu, dan bumi (singularitas)  yang berasal dari air (materi roh) dan didalam air (lautan materi roh yang mengisi  tehom).


Proses Pembentukan Telur Kosmik Atau Singularitas Bigbang:
          Setelah menyediakan komponen-komponen penciptaan Alam semesta kita, kini Elohim siap berfirman untuk memerintahkan roh-NYA agar  memulai tugasnya. Sewaktu Roh Elohim masuk kedalam rumah multiverse, ia langsung menyebar keseluruh penjuru ruang rumah multiverse dan langsung bekerja. Pada Alkitab berbahasa Indonesia diterjemahan “roh Elohim melayang-layang diatas permukaan air”. dalam bahasa aslinya kata melayang-layang tertulis sebagai  Kata ibrani רחף  râchaph (raw-khaf') yang merupakan sebuah akar primitive yang digunakan untuk menerangkan "to brood (untuk merenung);  by implication to be relaxed (dengan implikasi untuk santai) flutter (mengipas, mengepak, berdebar), move (bergerak /pindah), shake (kocok)".

          Dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris ditulis moved / shake. Hal ini menegaskan bahwa Roh Elohim bekerja dengan cara bergerak kesegala arah untuk mengambil, mendorong atau memindahkan atau membawa dan mengumpulkan sejumlah tertentu dari partikel-partikel materi roh (air), agar berkumpul ke area yang telah ditentukan oleh Tuhan. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat "diatas permukaan air" adalah bahwa partikel-partikel roh Elohim tersebut berada diatas atau diantara permukaan (bagian terluar) dari partikel-partikel materi roh (air).

Genesis 1:2 KJV;  And the earth was without form, and void (Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum berbentuk dan kosong (singularitas) gelap gulita menutupi  samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan materi roh yang mengisi tehom).
  
Ketika “roh Elohim” datang, Ia langsung bekerja dengan bergerak di atas seluruh permukaan partikel-partikel materi roh “air” tersebut, karena itu di dalam kitab genesis disebutkan bahwa ia “moved / shake diatas permukaan air. Setelah itu kumpulan roh Elohim tersebut lalu membentuk dirinya berwujud bangunan seperti sebuah “selaput” yang kuat, yang menyelimuti sejumlah tertentu dari partikel-partikel materi roh (air) yang masih berwujud gas tersebut.

Bangunan “roh Elohim” yang menyerupai selaput itu mulai bekerja bagaikan genggaman tangan seorang manusia. Ia  mengumpulkan materi roh “air” agar menjadi satu. Genggaman terus menerus bekerja seperti rangkaian jaring keramba ikan yang sedang di seret atau ditarik oleh nelayan ketika panen di dalam kerambanya agar ikan-ikan yang ada di keramba itu berkumpul ke tengah-tengah. Setelah itu seluruh partikel materi rohani (air) yang dikelilingi tersebut menyatu menbentuk sebuah paduan. Paduan antar partikel materi rohani (air) yang dilakukan oleh Roh Elohim ini adalah materi yang telah memiliki massa fisik pertama (bumi) yang telah terbentuk.  

2 Petrus 3: 5 KJV: For this they willingly are ignorant of, that by the word of God the heavens were of old, and the earth standing out of the water and in the water. Untuk hal ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh firman Elohim, langit (tehom / the deep) telah ada sejak dahulu, dan bumi (paduan materi roh) berasal dari air (materi roh) dan di dalam air (tinggal didalam lautan materi roh yang mengisi tehom)

Bagaimanakah sesungguhnya cara kerja dari “Roh Elohim” itu mulai bertindak kepada materi roh “Air” tersebut? Mari kita membahas tentang hal ini!
          Karena proses pembentukan singularitas bigbang (telur kosmik) yang dijelaskan oleh ayat-ayat Alkitab mirif dengan proses pembentukan suatu materi fisik yang berbentuk padatan yang berasal dari materi fisik yang berbentuk gas, maka saya mengajak anda para pembaca untuk kembali mengingat kembali pelajaran fisika sewaktu kita masih bersekolah di sekolah menegah pertama (SMP) dahulu. Bahwa ketika materi yang jarak antar molekulnya masih renggang, maka materi tersebut berwujud gas, kemudian jika jarak antar molekulnya mulai dekat, maka wujudnya berbentuk cairan dan selanjutnya jika jarak antar molekulnya telah menyatu maka wujudnya menjadi padat. Seperti itulah jalan yang terjadi terhadap materi roh (Air) yang digunakan dalam penciptaan dunia kita.

Ketika Materi Roh (Air) Masih Berwujud Bagaikan Gas:
Amsal 30:4 KJV: Who hath ascended up into heaven, or descended? who hath gathered the wind in his fists? who hath bound the waters in a garment? who hath established all the ends of the earth? what is his name, and what is his son's name, if thou canst tell? Siapakah yang naik ke surga, atau turun? siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamanNYA? siapakah yang telah membungkus air dalam kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namaNYA, dan siapa nama anakNYA, jika Engkau dapat memberitahu?

Perhatikan tulisan yang dicetak tebal di atas! Itu adalah Perkataan-perkataan Agur bin Yake yang berupa pertanyaan didalam kitab amsal. Disitu Agur bin Yake berbicara tentang siapa yang “telah” mengumpulkan angin dengan menggunakan genggaman? Jika hanya dibaca tanpa direnungkan maksudnya, sudah pasti banyak dari antara kita yang akan terbahak-bahak, betapa tidak? Dengan pertanyaan yang semacam itu, kita pasti akan mudah mengatakan bahwa Agur bin Yake itu aneh yang hanya bisa memberikan pertanyaan seperti itu.

Bukankah semua orang bisa mengumpulkan angin hanya dengan menggunakan genggaman kedua tangannya, termasuk diri Agur bin Yake? Meskipun angin yang tergenggam hanya sedikit, dan bahkan di masa kinipun orang begitu gampangnya mengumpulkan angin baik menggunakan gengaman tangan maupun dengan alat lainnya. Maksud Agur bin Yake  disitu bukanlah memberikan pertanyaan segampang yang kita fahami seperti kata-kata dalam pertanyaan tersebut, melainkan pertanyaan yang sebaliknya, yaitu pertanyaan tentang tindakan yang sangat sulit dilakukan oleh manusia. bahwa yang sebenarnya hanya Tuhan-lah yang dapat mengumpulkan angin dengan genggaman-NYA.

Kata “Angin” disini bukanlah sembarang angin, yaitu angin yang kita kenal sebagai udara yang bergerak di atas permukaan planet  bumi kita melainkan bermakna bahwa itu adalah materi utama pembentuk alam semesta yang disebut “air” itu, dan lagipula dalam ayat di atas merupakan sebuah pertanyaan tentang sesuatu yang pernah di lakukan oleh Elohim, hal ini di indikasikan dengan adanya kata “telah” pada ayat tersebut, tentu saja hal ini jelas menyiratkan sebuah informasi tentang salah satu perbuatan yang pernah dilakukan oleh Elohim. Jadi pada dasarnya pertanyaan Agur bin Yake tersebut adalah bukan bermaksud ingin menanyakan kepada kita bahwa Agur bin Yake  memberitahukan tentang sebuah tindakan biasa yang pernah dilakukan oleh Elohim.

Pada masa-masa awal kemunculannya di ruang tempat lahirnya alam semesta kita ini, materi utama pembentuk alam semesta kita ini yaitu materi roh yang disebut “airitu masih berwujud bagaikan angin atau gas yang tersebar di ruang-waktu “tehom” tempat dimana alam semesta kita akan lahir. Kumpulan materi roh yang akan membentuk alam semesta kita yang selalu bergerak kesana-kemari yang di dalam kitab kejadian disebut dengan nama Air” itu-lah yang disebut dengan istilah “angin” di dalam kitab Amsal 30:4 KJV di atas. 
Gambar: Warna biru adalah entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu surga. Warna biru didalam surga adalah sang Logos (Yesus Kristus). Warna hitam adalah ruangwaktu tehom. Titik-titik hijau pada surga dan tehom adalah materi roh (air), warna biru yang yang tersebar pada Tehom adalah roh Elohim yang sedang melayang-layang disekitar partikel-partikel materi roh (air).

Meskipun istilah angin yang berhubungan dengan Eloh seringkali merujuk kepada Roh Kudus. Namun di ayat ini, bagi saya cenderung merujuk kepada materi roh (air) yang terdapat didalam rumah multiverse. Sebelum telur kosmik bigbang kita terbentuk. Materi roh (air) yang terdapat didalam rumah multiverse, partikel-partikelnya dalam keadaan renggang, sehingga menyebabkannya bagaikan gas materi fisik di alam kita sekarang ini. 

Ketika “roh Elohim” datang, Ia langsung bekerja dengan bergerak di atas seluruh permukaan partikel-partikel materi roh (air) tersebut, karena itu di dalam kitab genesis disebutkan bahwa ia “moved / shake diatas permukaan air”, namun setelah itu  “roh Elohim” membentuk diri menjadi bangunan seperti sebuah “selaput” yang kuat, yang menyelimuti sejumlah tertentu dari materi roh (air) yang masih berwujud gas tersebut.

Bangunan “roh Elohim” yang menyerupai selaput itu mulai bekerja bagaikan genggaman tangan seorang manusia yang mengumpulkan materi roh (air) agar menjadi satu. Genggaman terus menerus bekerja seperti rangkaian jaring keramba ikan yang sedang diseret atau ditarik oleh nelayan ketika panen di dalam kerambanya agar ikan-ikan yang ada didalam keramba itu berkumpul ke tengah-tengah. Pada saat ini selaput dari roh Elohim tersebut masih berwujud seperti helai kain yang tidak tebal dan kumpulan materi roh (air)  yang diselimuti tersebut belum berubah bentuk.

Ketika Materi Roh (Air) Telah Berwujud  Bagaikan Cairan:
Amsal 30:4 KJV: Who hath ascended up into heaven, or descended? who hath gathered the wind in his fists? who hath bound the waters in a garment? who hath established all the ends of the earth? what is his name, and what is his son's name, if thou canst tell? Siapakah yang naik ke surga, atau turun? siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamannya? siapakah yang telah membungkus air dalam kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namaNYA, dan siapa nama anakNYA, jika Engkau dapat memberitahu?

Perhatikan kembali ayat di atas! Di situ, pada tulisan yang dicetak tebal itu tertulis kalimat pertanyaan “Siapakah yang telah membungkus air dengan kain?” Kalimat pertanyaan Agur bin Yake kembali sangat sederhana. Kalimat pertanyaan tersebut adalah menyatakan bahwa tidak ada seorang manusiapun yang dapat membungkus air dengan sehelai kain, karena bagaimanapun air dalam pengertian harafiah sudah pasti akan dapat tembus atau tiris melalui celah-celah benang kain.

Selaput yang terbentuk dari  Roh Elohim yang membungkusi materi roh (air) semakin lama semakin kuat menekan dan memampatkan partikel-partikel materi roh (air) tadi. Setelah jarak antar partikel materi roh (air) makin rapat, wujudnya berubah menjadi "seperti cairan". Paduan antar partikel materi roh (air) yang mirif cairan inilah yang disebut oleh Agur Bin Yake dengan perkataan "siapakah yang telah membungkus air dalam kain? " 


Ayub 36:8 awan Elohim membungkus air itu dan awan itu tidak robek.

Semakin lama, selaput Roh Elohim yang menyelimuti dan menggenggam materi roh (air) yang masih berwujud bagaikan selaput kain tadi, ikut semakin merapat juga, ia membentuk sebuah gumpalan yang menyerupai sebuah "gumpalan awan" seiring dengan makin termampatnya kumpulan partikel materi roh (air) yang digenggamnya. Gumpalan Roh Elohim  yang mirif dengan gumpalan sebuah awan tersebut bukanlah bermakna “awan” secara harafiah, sehingga dalam Ayub 36:8 disebutkan bahwa “awan Elohim membungkus air itu dan awan itu tidak robek”, karena bagaimanapun jika yang dimaksudkan tersebut adalah mengacu kepada awan biasa yang terdapat di udara, sudah tentu awan tersebut dapat robek atau dapat ditembusi oleh benda apapun termasuk oleh materi roh yang disebutkan dengan istilah “air” tadi.

Ketika Materi Roh (Air) Mulai Berwujud Padat:
Ketika gumpalan Roh Elohim tersebut terus-menerus bekerja mengenggam materi roh (air) yang telah berwujud seperti cairan tadi, akibatnya semakin lama materi roh (air) itu, menjadi termampatkan dengan kerapatan antar partikel yang sangat rapat hingga menyebabkan materi roh (air) itu  berubah wujud menjadi padatan.

Karena paduan antar partikel materi roh (air) itu telah bersatu membentuk sebuah bola padatan. Karena telah memadat, sudah tentu ia telah memiliki permukaan atau bagian terluar. Permukaan paduan partikel materi roh (air) inilah yang disebut sebagai ujung-ujung benda Eretz / bumi (embrio bigbang), yang disebutkan oleh Agur bin Yake  dalam amsal 30:4 seperti berikut ini;

Amsal 30:4 KJV: Who hath ascended up into heaven, or descended? who hath gathered the wind in his fists? who hath bound the waters in a garment? who hath established all the ends of the earth? what is his name, and what is his son's name, if thou canst tell? Siapakah yang naik ke surga, atau turun? siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamannya? siapakah yang telah membungkus air dalam kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namaNYA, dan siapa nama anakNYA, jika Engkau dapat memberitahu?

Paduan antar partikel materi roh (air) yang telah berwujud padatan ini, terus-menerus di rasuki oleh sebagian dari partikel-partikel “roh Elohim” yang masih membungkusi mereka. Hal ini bertujuan agar kelak ketika materi roh (air) yang telah menjadi eretz / bumi (embrio bigbang) tersebut, roh Elohim akan menjadi agen pengendali, pemberi energi, penuntun dan lain-lain pada waktu eretz / bumi (embrio bigbang)  tersebut mulai mengembang sampai ia membentuk alam semesta (universe) kita.

Gambar: Warna biru adalah entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu surga. Warna biru pada surga adalah sang logos (Yesus Kristus) Warna hitam adalah ruangwaktu tehom. Titik-titik hijau pada surga dan tehom adalah materi roh (air), ditengah tehom, warna biru yang membungkus warna hijau adalah roh Elohim yang membungkus sejumlah terterntu dari partikel-partikel materi roh (air).


Ketika Titik Singularitas Terbentuk:
          Makin lama kumpulan partikel materi roh (air) yang tergenggam dalam bangunan gumpalan “Roh Elohim” tadi, mengalami perubahan wujud dari cair ke wujud bola padat dengan ukuran  yang masih besar  tersebut, sedang berada pada suatu area didalam rumah multiverse yang penuh dengan materi roh yang disebut dengan istilah “air” itu. Sehingga rasul Petrus menyebutkannya dengan ungkapan “eretz (embrio bigbang) yang berasal dari air (materi roh) dan berada didalam air  yaitu kumpulan dari  sejumlah tertentu materi roh yang mengisi kedalaman ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse / Samudra Raya).

 2 Petrus 3:5 KJV:  For this they willingly are ignorant of, that by the word of God the heavens were of old, and the earth standing out of the water and in the water: Untuk hal ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh firman Elohim langit (tehom / rumah multiverse) telah ada sejak dahulu, dan bumi (singularitas / embrio bigbang) berasal dari air  (materi roh) dan di dalam air (lautan materi roh yang mengisi kedalaman tehom).

Secara terus-menerus gumpalan materi fisik yang disebut eretz (bumi) ini ditekan oleh kekuatan roh Elohim yang sangat dasyat, lalu sampai akhirnya ukuran volume gumpalan antar partikel eretz (bumi) tersebut menjadi sangat kecil dan bahkan hampir mendekati nilai angka nol. Ukuran volume gumpalan eretz (Materi / Bumi) yang hampir mendekati nilai angka nol inilah yang oleh sains disebut dengan nama singularitas bigbang itu, namun oleh Alkitab disebut dengan kiasan yang berbentuk bahasa fenomenal “bumi belum berbentuk dan kosong”.

Yeremia 4: 23 KJV: beheld the earth, and, lo, it was without form, and void; and the heavens, and they had no light. Aku melihat kepada bumi (Massa / Materi), dan lihatlah, ia (bumi) belum berbentuk dan kosong, dan melihat kepada langit (Tehom / Rumah Multiverse), belum ada terangnya.

Genesis 1:2 KJV;  And the earth was without form, and void (Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum berbentuk dan kosong (singularitas) gelap gulita menutupi samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan  materi roh di tehom).



Gambar: Materi embrio bigbang telah dimamfatkan menjadi eretz (singularitas)

Karena daya kerja dari roh Elohim, baik yang merasuki maupun yang membungkusi dan terus menggenggam materi roh (air) tadi, kemudian menimbulkan tekanan dan panas yang sangat dasyat pada paduan antar partikel materi roh (air) tersebut, setelah sekian waktu maka paduan kedua material tersebut siap mengembang atau mendentum. 

Paduan eretz (Materi Roh) telah terbentuk, namun tanpa bentuk. Sangat jelas bahasa fenomenal ini adalah tentang Paduan eretz (Materi Roh)  yang telah terbentuk, tapi oleh kekuatan Roh Kudus, Paduan eretz (Materi Roh) tersebut termampatkan sehingga mengecil menjadi tidak kelihatan oleh Nabi Musa, sehingga didalam penglihatan yang diperlihatkan kepada Nabi Musa, sehingga beliau tidak mengenal bagaimana bentuknya. menurut para ahli bahwa titik singularitas bigbang tidak dapat di lihat oleh mata manusia, karena ukurannya yang sangat kecil, yaitu nyaris mendekati nilai angka nol. Itulah yang menyebabkan, kenapa  Nabi Musa  menyebutnya dengan istilah "bumi belum berbentuk".

Andai saja Nabi Musa melihat massa atau materi primordial itu, sudah tentu Nabi Musa akan dapat menjelaskan bagaimana bentuk wujudnya, apakah seperti batu atau seperti kepala manusia, atau seperti gumpalan awan atau seperti apa saja sesuatu yang sudah di kenal oleh Nabi Musa saat dia hidup. Mungkin daripada harus bingung, lalu Nabi Musa menuliskan apa adanya, bahwa massa alias materi primordial yang telah terbentuk itu, hanya disebut dengan istilah “bumi  belum berbentuk” dan ditegaskan kembali oleh Nabi Musa dengan kata “kosong”. Bahwa dari pandangan mata Nabi musa, materi yang tanpa bentuk itu, seperti kosong, alias tidak kelihatan. 

Genesis 1:2 KJV;  And the earth was without form, and void (Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum berbentuk dan kosong (singularitas bigbang) gelap gulita menutupi samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan  materi roh yang mengisi tehom).

Catatan:
Bumi dalam bahasa Ibrani adalah Eretz. Kata Eretz memiliki arti yaitu: Tanah / bumi, Planet bumi, dunia (alam semesta / universe), negeri dan materi.

Jika kita perhatikan secara saksama, bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi Musa dengan kata "Eretz" pada genesis 1:2 tersebut bukanlah bermakna sebagai planet bumi, melainkan Dunia (alam semesta secara keseluruhan) atau bisa juga bermakna sebagai MATERI EMBRIO ALAM SEMESTA yang tak lain adalah singularitas bigbang.


Bigbang Terjadi:
Kemudian eretz yang telah terbentuk tadi mendentum dengan seketika, dengan menghasilkan energi panas dan daya dorong sehingga tubuh eretz tersebut mengembang, keadaan terang juga mulai terbentuk sebagai akibat dari  terbentuknya bola  cahaya raksasa  pada saat kejadian dentuman besar itu, bola cahaya raksasa inilah yang disebutkan dengan frase “Jadilah Terang” di kitab kejadian berikut;

Kejadian 1:3 KJV; And God said, Let there be light: and there was light. Berfirmanlah Elohim: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.

2 Korintus 4:6 Sebab Elohim yang telah berfirman: "Dari dalam gelap (rumah multiverse yang gelap gulita) akan terbit terang! (bigbang)", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Elohim yang nampak pada wajah Kristus.

Gambar: Let There be Light (Jadilah Terang)

Let there be bang!


Gambar: Warna biru adalah entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu surga. Warna biru didalam surga adalah sang Logos (Yesus Kristus). Warna hitam adalah ruangwaktu tehowm. Titik-titik hijau pada surga dan tehowm adalah materi roh (air). Warna Merah adalah dentuman Bigbang terjadi pada ruangwaktu tehowm.



Gambar: Warna biru adalah entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu surga. Warna biru didalam surga adalah sang Logos (Yesus Kristus). Warna hitam adalah ruangwaktu tehowm. Titik-titik hijau pada surga dan tehowm adalah materi roh (air). Ditengah tehowm adalah gelembung semesta kita yang telah tercipta.

Pada materi fisik. Kita mengenal atom materi fisik, lalu ada sub-atomik materi fisik. Sub-atomik materi fisik seperti elektron, netron, proton, kemudian menyusul quark, boson dan terakhir adalah partikel Higgs Boson yang memberikan massa pada materi. Jika pada materi fisik terdapat atom dan tingkatan sub-atomik yang dimilikinya, maka pada materi roh MUNGKIN  kenyataannya seperti itu juga. Bahwa materi roh juga memiliki atom dan sub-atomik materi roh.

James Horgan dalam bukunya The End of Science menjelaskan kecemasan para ilmuwan mengenai batas dari ilmu pengetahuan. Dalam ilmu fisika khususnya Fisika Partikel penemuan quark merupakan awal dari kecemasan tersebut. Ilmuwan merasa ketika quark sudah tidak bisa dipecah lagi karena merupakan pilinan energi maka riset tentang Partikel dasarpun terhenti. Demikian pula pencarian partikel pemberi massa yang selama ini diteliti sudah mulai menemui titik terang dengan ditemukannya Higgs Boson. Lalu ketika semuanya itu telah ditemukan maka apa yang bisa dikembangkan oleh para ilmuwan fisika partikel?

Ketika kita memahami bahwa ternyata jauh dibawah tingkatan sub-atomik materi fisik terdapat adanya materi roh, yang juga MUNGKIN memiliki atom dan sub-atomik, maka tidak sepatutnya bagi para ilmuwan merasa khawatir. Kita tidak bisa berspekulasi apakah Higg Boson sesungguhnya adalah Eretz (paduan materi roh / embrio bigbang / singularitas) atau bukan. Jika Eretz benar adalah kumpulan Higg Boson, maka mulai kini kita mengucapkan welcome kepada para fisikawan, bahwa kini kita sedang berada di depan gerbang sains fisika rohani (metafisik).

Berikut Adalah Tingkatan Materi Rohani, Eretz Hingga Sub Atomik Materi Fisik:                   


Dengan ditemukannya partikel Higg Boson ini akan mendekatkan kita pada pengetahuan terbentuknya alam semesta sejak terjadinya Big Bang. Partikel adalah sebuah satuan dasar dari benda atau energi. Misalnya suatu zat dipecah maka akan menjadi partikel molekul, jika molekul dipecah maka akan menjadi partikel atom, jika atom dipecah maka menjadi partikel elektron, neutron dan proton, jika masing-masing partikel tersebut dipecah akan menjadi partikel quark, lepton dan boson.

Bagaimana hubungan partikel-partikel tersebut? Quark sendiri adalah partikel-partikel yang berjumlah enam: u, c, t, d, s, b . Quark inilah yang membentuk proton dan neutron yang bersama-sama membentuk inti atom. Lepton akan membentuk elektron yang bergerak di sekitar inti atom. Selain elektron, ada yang disebut muon, tauon, dan netrino. Untuk mengikat quark yang berada di inti atom dengan lepton yang berada di di luar inti atom dibutuhkan boson sebagai partikel pengikat. Jumlahnya ada lima jenis dan menghasilkan empat gaya dasar:  gaya nuklir lemah, gaya nuklir kuat, gaya gravitasi dan gaya elektromagnet.

Gaya nuklir lemah disebut boson W-Z mengikat quark untuk membentuk proton dan neutron. Gaya nuklir kuat disebut boson gluon mengikat proton dan neutron membentuk inti atom. Gaya elektromagnet disebut boson foton mengikat inti atom dengan elektron membentuk atom. Gaya gravitasi disebut boson graviton mengikat antar benda bermassa. Tanpa adanya empat gaya dasar tersebut, alam semesta ini akan terburai menjadi bubur quark dan lepton di mana kondisi tersebut pernah terjadi saat beberapa menit setelah alam semesta terbentuk lewat ledakan besar (Big Bang).

Lalu apa itu Higgs Boson? Higgs Boson adalah jenis boson yang memberi massa pada partikel-partikel sehingga memiliki gaya gravitasi. Sebagian ilmuwan menyebut Higgs Boson itu adalah graviton yakni partikel yang memunculkan gaya gravitasi antarbenda. Selama ini memang belum ditemukan partikel semacam itu.

Namun ada juga ilmuwan yang membedakan antara Higgs Boson dan graviton. Higgs Boson adalah partikel yang memberi massa melalui suatu mekanisme tertentu (mekanisme Higgs) sedangkan graviton adalah partikel yang memediasi massa-massa tersebut. Dalam mekanisme Higgs terdapat medan Higgs yang memiliki nilai harapan vakum tak nol (tidak mungkin kosong). Medan Higgs ini akan memberi massa pada setiap partikel dasar yang terinteraksi melalui Higgs Boson dengan cara merusak simetri internal yang dimiliki oleh sistem fisis. Simetri internal adalah interaksi partikel-partikel dasar subatomik.

Kesimpulan:
          Bigbang Alkitab lebih jelas. situasi dan kondisi pra-bigbang dapat dipahami oleh logika. Oleh Alkitab, singularitas bigbang terjadi pada Ruang induk dunia / rumah multiverse yang dalam istilah kitab Genesis disebut "Tehom (The deep)", dan singularitas bigbang Alkitab memiliki bahan baku yaitu "materi roh" yang diciptakan oleh Elohim (Eloh Bapa Dan Eloh Putra) yang disebut dengan istilah "air”.




0 komentar :

Posting Komentar

 

Translate

Label

Adat (5) Bigbang (14) Budaya (5) Dayak (10) Kerajaan Dayak (11) Multiverse (3)