Universe
adalah langit atau ruang-waktu dari alam fisik
tempat keberadaan bintang, planet, nebula, satelit, supernova dan lain-lain.
Ruang universe kita adalah langit atau ruang
dari angkasa luar yaitu angkasa yang
ada diatas atmosfer planet bumi. Sebelum Tuhan menciptakan setiap universe,
yang salahsatunya adalah universe kita, Tuhan terlebih dahulu menciptakan ruang-waktu
(ruang alam) yang menjadi tempat yang akan digunakan sebagai tempat penciptaan dan tempat tinggal universe kita
setelah tercipta. Ruang-waktu (ruang alam) tempat
tercipta dan tempat tinggal dari banyak universe
tersebut didalam alkitab disebut ruang-waktu Tehom (Multiverse).
Setelah
Tuhan menciptakan ruang-waktu Tehom
(multiverse / samudra raya) yang
merupakan komponen pertama yang diperlukan untuk menciptakan universe (semesta), lalu mengisinya
dengan materi roh yang
disebut dengan nama “air”,
yang tidak lain adalah komponen kedua yang diperlukan untuk menciptakan ruang-waktu semesta (Universe). Bahan baku materi roh yang disebut
“air” tersebut berasal dari ruang-waktu Surga (Firdaus),
yang disalurkan oleh Tuhan kedalam ruang-waktuTehom
(rumah multiverse / samudra raya) melalui sebuah saluran
yang berupa Wormhole (lubang cacing).
Pada
waktu proses penyaluran terjadi, mulut wormhole (lubang cacing) yang disebut
“blackhole” terbentuk pada ruang-waktu surga. dan ujungnya yaitu anus wormhole
(lubang cacing) yang disebut “whitehole” atau dalam bahasa Alkitab disebut fountains (air mancur) terbentuk pada
ruang-waktu tehom (rumah
multiverse / samudra raya), yang
mengeluarkan materi roh (air) yang
berasal dari ruang-waktu surga (Firdaus)
tadi ke dalam ruang-waktu tehom (rumah multiverse / samudra
raya).
Terakhir
Tuhan memasukkan sejumlah tertentu entitas energi cerdas yang berasal langsung
dari diri-NYA, yaitu
entitas energi yang disebut dengan nama Roh Elohim. Energi cerdas ini merupakan
komponen yang ketiga. Roh Elohim ini adalah kepanjangan tangan Elohim, Yang
bertindak sebagai agen pengendali, penggiring, pembungkus, penggenggam,
penekan, pemampat dan perasuk, pemberi energi serta penggerak kepada materi roh (air) tersebut.
Bahwa
Ruang-waktu Tempat Bigbang Terbentuk Disebut
"Tehom" Adalah Karena:
Tehom
(rumah multiverse / samudra raya) adalah
ruang-waktu dari alam dunia (ruang-waktu fisik) yang paling awal, yang diciptakan oleh Tuhan setelah
penciptaan ruang-waktu surga
(alam Roh). Pada kitab Genesis ruang-waktu induk alam dunia tersebut dinamai Tehom (rumah multiverses /
samudra raya). Istilah Tehom (rumah
multiverse / samudra raya) adalah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan ruang-waktu rumah multiverse, yaitu tempat dimana Elohim
akan menciptakan dan menempatkan seluruh ruang-waktu semesta
(Universes) yang akan diciptakan oleh-NYA.
Ruang-waktu Tehom
(rumah multiverse / samudra raya) sendiri diciptakan
oleh Tuhan didalam ruang-waktu surga (Firdaus) dan setelah tercipta, ruang-waktu
tehom (Rumah Multiverses / Samudra Raya) tersebut tinggal atau berada atau
eksis pada ruang-waktu surga
(Firdaus). Setelah diciptakan, situasi dan kondisi didalam ruang-waktu tehom
tersebut suasananya gelap gulita sehingga
oleh Nabi Musa disebut “gelap gulita meliputi Tehom (rumah
multiverse / samudra raya)”.
IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) adalah sebuah kosakata kiasan yang berbentuk “bahasa
fenomena”, untuk menyebut tentang sebuah ruangan yang volumenya sangat
besar. Secara harafiah istilah “tehom” sendiri memiliki dua buah makna, yaitu
bermakna “Jurang” dan bermakna “Kedalaman lautan”. IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) yang bermakna “Jurang”, karena disebabkan oleh fenomena dari sebuah ruangan multiverse
tersebut bagaikan sebuah jurang raksasa, yang apabila kita
berada didalamnya, maka kita akan melihat didepan kita terbentang jurang yang
sangat besar, demikian juga jika kita berbalik posisi ke
arah belakang, kita juga akan melihat didepan kita terbentang jurang besar yang
sangat luas.
IstilahTehom (rumah multiverse / samudra raya) yang bermakna “Kedalaman sebuah
Lautan”, karena memiliki fenomena bagaikan kedalaman lautan diplanet kita, yang
apabila kita berada pada ruang rumah multiverse tersebut, maka seolah-olah kita
sedang berada dan melayang dikedalaman lautan diplanet bumi yang gelap. Sebagai
kesimpulan kenapa istilah “Tehom (the Deep)” digunakan adalah
karena memiliki fenomena bagaikan sebuah jurang yang sangat besar dan memiliki
fenomena bagaikan sebuah Kedalaman lautan diplanet bumi.
Karena
itu, IstilahTehom (rumah multiverse /
samudra raya) adalah
untuk menyebuti sebuah ruang-waktu dari
alam dunia yang sangat besar (rumah
Multiverse), yang merupakan tempat untuk menciptakan dan menempatkan ruang-waktu dari alam dunia yang lebih kecil
(Universe) yang jumlahnya banyak.
Dan
Bahwa Materi Roh Yang Digunakan Untuk Bahan Baku Bigbang Disebut
"Air" Adalah Karena:
Materi
roh yang digunakan untuk bahan baku dalam pembentukan
bigbang tersebut adalah materi roh yang berasal dari ruang-waktu surga (Firdaus). Materi roh yang dimaksudkan itu
tidak lain adalah "air kehidupan"
yang terdapat didalam ruang-waktu surga (Firdaus). Materi roh inilah yang dimasukan oleh Tuhan ke dalam ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse / Samudra Raya).
Wahyu 22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan (materi roh), yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari tahta Elohim itu.
Didalam surga, Elohim
menciptakan energi roh atau materi roh yang
disebut dengan istilah "air kehidupan” tersebut. Setelah
Elohim menciptakan tehom atau wadah
dunia atau ruang induk dunia atau rumah multiverse didalam
ruang-waktu surga (Firdaus), lalu oleh Elohim, materi
roh (air) dimasukkan kedalam ruang-waktu
tehom (rumah multiverse) tersebut. Energi roh / materi roh yang disebut
dengan istilah "air" ini merupakan dasar-dasar singularitas (dasar-dasar embrio bigbang) yang akan
membentuk energi fisik dan materi fisik.
Amsal 3:19-20 KJV: The LORD by wisdom hath founded the earth; by
understanding hath he established the heavens.
Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar eretz / materi (dasar-dasar singularitas / embrio bigbang), dengan pengertian ditetapkan-Nya langit (tehom).
dan;
Yesaya 48:13 KJV; Mine hand also hath laid the foundation of the earth, and my right hand hath spanned the heavens: when I call unto them, they stand up together. Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi (dasar-dasar singularitas / embrio bigbang), dan tangan kanan-Ku yang merentangkan (mengulurkan) langit (Semesta). Ketika Aku menyebut namanya, semuanya bermunculan.
Karena
bahan baku bigbang berasal dari materi roh, maka alkitab menyebutnya sebagai
"sesuatu yang tidak tampak", jadi
sama sekali bukan benda-benda atau Materi fisik. Materi roh yang disebut
“air” tersebut tidak dapat di indrakan atau dideteksi oleh panca
indra manusia, sehingga rasul Paulus memberitahukannya dalam suratnya
kepada umat Ibrani “bahwa apapun yang
dapat kita lihat atau yang dapat kita deteksi didunia ini, adalah berasal dari
sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dideteksi”. Sesuatu yang
dimaksudkannya itu adalah nyata, ia hanya tidak dapat dilihat atau dideteksi,
tapi bukan berarti tidak ada. Kitab Ibrani telah menyebutkannya,
bahwa sesuatu yang tidak kelihatan atau tidak terdeteksi itu, telah eksis jauh
sebelum dunia kita diciptakan.
Kolose 1:16
KJV; For by him were all things created, that are in heaven, and that are
in earth, visible and invisible, whetherthey be thrones, or
dominions, or principalities, or powers: all things were created by him, and
for him: Karena oleh Dia telah
diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga (ruangwaktu surga),
dan yang ada di dunia, terlihat dan tak terlihat, baik
singgasana, maupun kerajaan, atau pemerintah, atau penguasa, segala sesuatu
diciptakan oleh Dia, dan untuk Dia.
Ibrani 11:3 KJV; Through faith we understand that
the worlds were framed by the word of God, so that things which are seen were
not made of things which do appear. Melalui iman kita mengerti,
bahwa alam semesta telah dibingkaikan (dibentuk) oleh firman Elohim, sehingga
apa yang kita lihat, tidak diciptakan dari sesuatu yang
tampak (maksudnya: tidak diciptakan dari
materi fisik, melainkan dari energi roh).
Istilah “air”
disini adalah sebuah kosakata kiasan yang berbentuk bahasa
fenomena dan berbentuk bahasa simbolis, yang digunakan untuk menyebutkan tentang
sesuatu yang sangat berperan penting dalam proses kehidupan atau sesuatu
yang sangat diperlukan untuk kehidupan. Karena begitu pentingnya air (H2O) bagi
kehidupan, makanya jangan heran jika para ilmuwan astronomi NASA dapat menduga
suatu planet diluar tata surya kita akan bisa memiliki bentuk kehidupan,
apabila pada planet tersebut terdapat air yang cukup.
Mengingat betapa pentingnya air (H2O) bagi kehidupan, maka
Tuhan memberitahukan kepada Nabi Musa bahwa "materi
roh" yang digunakan untuk bahan baku penciptaan dunia atau bahan baku
bigbang Alkitab dengan menggunakan istilah
“air”. Jadi istilah “air” pada
genesis 1:2 bukan bermakna air H2O, melainkan
istilah kiasan untuk menyebutkan "materi
roh" yang menjadi bahan baku bigbang Alkitab.
Genesis 1:2 KJV; And the earth was without form, and void (Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum berbentuk dan kosong (singularitas) gelap gulita menutupi samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan materi roh yang mengisi tehom).
2 Petrus 3:5 KJV; For this they willingly are
ignorant of, that by the word of God the heavens were of old, and the
earth standing out of the water and in the water: Untuk
ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh firman Elohim langit (Tehom / The Deep / rumah multiverse) telah
ada sejak dahulu, dan bumi (singularitas) yang
berasal dari air (materi roh) dan
didalam air (lautan materi roh
yang mengisi tehom).
Proses Pembentukan Telur Kosmik Atau
Singularitas Bigbang:
Setelah menyediakan komponen-komponen penciptaan Alam
semesta kita, kini Elohim siap berfirman untuk memerintahkan roh-NYA agar memulai tugasnya. Sewaktu Roh Elohim masuk
kedalam rumah multiverse, ia langsung menyebar keseluruh penjuru ruang rumah
multiverse dan langsung bekerja. Pada
Alkitab berbahasa Indonesia diterjemahan “roh
Elohim melayang-layang diatas permukaan air”. dalam bahasa aslinya kata
melayang-layang tertulis sebagai Kata
ibrani רחף râchaph (raw-khaf') yang merupakan sebuah akar primitive yang digunakan untuk menerangkan "to brood (untuk merenung); by implication to be relaxed (dengan
implikasi untuk santai) flutter (mengipas, mengepak, berdebar), move (bergerak
/pindah), shake (kocok)".
Dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris ditulis moved / shake.
Hal ini menegaskan bahwa Roh Elohim bekerja dengan cara bergerak
kesegala arah untuk mengambil, mendorong atau memindahkan atau membawa dan
mengumpulkan sejumlah tertentu dari partikel-partikel materi roh (air), agar
berkumpul ke area yang telah ditentukan oleh Tuhan. Sedangkan yang dimaksud
dengan kalimat "diatas permukaan
air" adalah bahwa partikel-partikel roh Elohim tersebut berada diatas
atau diantara permukaan (bagian terluar) dari partikel-partikel materi roh
(air).
Genesis 1:2 KJV; And the earth was without form, and void
(Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of
God moved upon the face of the waters. Bumi belum
berbentuk dan kosong (singularitas) gelap gulita menutupi samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan materi roh yang mengisi tehom).
Ketika
“roh Elohim” datang, Ia langsung bekerja dengan bergerak di atas seluruh
permukaan partikel-partikel materi roh “air” tersebut, karena itu di dalam
kitab genesis disebutkan bahwa ia “moved / shake”
diatas permukaan air. Setelah itu kumpulan roh Elohim tersebut
lalu membentuk dirinya berwujud bangunan seperti sebuah “selaput”
yang kuat, yang menyelimuti sejumlah tertentu dari partikel-partikel materi roh
(air) yang masih berwujud gas tersebut.
Bangunan
“roh Elohim” yang menyerupai selaput itu mulai bekerja bagaikan genggaman
tangan seorang manusia. Ia mengumpulkan materi roh
“air” agar menjadi satu. Genggaman terus menerus bekerja seperti rangkaian
jaring keramba ikan yang sedang di seret atau ditarik
oleh nelayan ketika panen di dalam kerambanya agar ikan-ikan yang ada di
keramba itu berkumpul ke tengah-tengah. Setelah itu seluruh partikel materi rohani (air) yang dikelilingi
tersebut menyatu menbentuk sebuah paduan. Paduan antar partikel materi rohani (air) yang dilakukan oleh
Roh Elohim ini adalah materi yang telah memiliki massa fisik
pertama (bumi) yang telah terbentuk.
2 Petrus 3: 5 KJV: For this they willingly are ignorant of, that by the word of
God the heavens were of old, and the earth standing out of the water and in the
water. Untuk hal ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh
firman Elohim, langit (tehom / the deep) telah
ada sejak dahulu, dan bumi (paduan materi
roh) berasal dari air
(materi roh) dan di dalam air (tinggal didalam lautan materi roh yang mengisi tehom)
Bagaimanakah
sesungguhnya cara kerja dari “Roh Elohim” itu mulai bertindak kepada materi roh
“Air” tersebut? Mari kita membahas tentang hal ini!
Karena
proses pembentukan singularitas bigbang (telur kosmik) yang dijelaskan oleh
ayat-ayat Alkitab mirif dengan proses pembentukan suatu materi fisik yang
berbentuk padatan yang berasal dari materi fisik yang berbentuk gas, maka saya
mengajak anda para pembaca untuk kembali mengingat kembali pelajaran fisika
sewaktu kita masih bersekolah di sekolah menegah pertama (SMP) dahulu. Bahwa
ketika materi yang jarak antar molekulnya masih renggang, maka materi tersebut berwujud
gas, kemudian jika jarak antar molekulnya mulai dekat, maka wujudnya berbentuk
cairan dan selanjutnya jika jarak antar molekulnya telah menyatu maka wujudnya
menjadi padat. Seperti itulah jalan yang terjadi terhadap materi roh (Air) yang digunakan dalam penciptaan dunia kita.
Ketika Materi
Roh (Air) Masih Berwujud Bagaikan Gas:
Amsal 30:4 KJV: Who hath ascended up into
heaven, or descended? who hath gathered the wind in his fists? who
hath bound the waters in a garment? who hath established all the ends of the
earth? what is his name, and what is his son's name, if thou canst tell? Siapakah yang naik ke surga, atau turun? siapakah
yang telah mengumpulkan angin dalam genggamanNYA? siapakah yang
telah membungkus air dalam kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung
bumi? Siapa namaNYA, dan siapa nama anakNYA, jika Engkau dapat memberitahu?
Perhatikan
tulisan yang dicetak tebal di atas! Itu adalah Perkataan-perkataan Agur bin
Yake yang berupa pertanyaan didalam kitab amsal. Disitu
Agur bin Yake berbicara tentang siapa yang “telah” mengumpulkan angin
dengan menggunakan genggaman? Jika hanya dibaca tanpa direnungkan
maksudnya, sudah pasti banyak dari antara kita
yang akan terbahak-bahak, betapa tidak? Dengan pertanyaan yang semacam itu,
kita pasti akan mudah mengatakan bahwa Agur bin Yake itu aneh yang hanya bisa
memberikan pertanyaan seperti itu.
Bukankah
semua orang bisa mengumpulkan angin hanya dengan menggunakan
genggaman kedua tangannya, termasuk diri Agur bin Yake? Meskipun angin yang
tergenggam hanya sedikit, dan bahkan di masa kinipun orang begitu gampangnya
mengumpulkan angin baik menggunakan gengaman tangan maupun dengan alat lainnya.
Maksud Agur bin Yake disitu bukanlah memberikan pertanyaan segampang yang
kita fahami seperti kata-kata dalam pertanyaan tersebut, melainkan pertanyaan
yang sebaliknya, yaitu pertanyaan tentang tindakan yang sangat sulit dilakukan
oleh manusia. bahwa yang sebenarnya hanya Tuhan-lah yang dapat mengumpulkan
angin dengan genggaman-NYA.
Kata “Angin” disini bukanlah sembarang angin, yaitu angin
yang kita kenal sebagai udara yang bergerak di atas permukaan planet bumi
kita melainkan bermakna bahwa itu adalah materi utama pembentuk alam semesta
yang disebut “air” itu, dan lagipula dalam ayat di atas merupakan sebuah
pertanyaan tentang sesuatu yang pernah di lakukan oleh Elohim, hal ini di
indikasikan dengan adanya kata “telah” pada ayat tersebut, tentu
saja hal ini jelas menyiratkan sebuah informasi tentang salah satu perbuatan
yang pernah dilakukan oleh Elohim. Jadi pada dasarnya pertanyaan Agur bin Yake tersebut adalah bukan bermaksud ingin menanyakan kepada kita
bahwa Agur bin Yake memberitahukan tentang sebuah tindakan biasa yang pernah
dilakukan oleh Elohim.
Pada
masa-masa awal kemunculannya di ruang tempat lahirnya alam semesta kita ini,
materi utama pembentuk alam semesta kita ini yaitu materi roh yang
disebut “air” itu masih berwujud bagaikan angin atau
gas yang tersebar di ruang-waktu “tehom” tempat dimana alam
semesta kita akan lahir. Kumpulan materi roh yang akan
membentuk alam semesta kita yang selalu bergerak kesana-kemari yang di dalam
kitab kejadian disebut dengan nama “Air”
itu-lah yang disebut dengan istilah “angin” di dalam kitab Amsal
30:4 KJV di atas.
Gambar: Warna biru adalah
entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu
surga. Warna biru didalam surga adalah sang Logos (Yesus Kristus). Warna hitam
adalah ruangwaktu tehom. Titik-titik hijau pada surga dan tehom adalah materi
roh (air), warna biru yang yang tersebar pada Tehom adalah roh Elohim yang
sedang melayang-layang disekitar partikel-partikel materi roh (air).
Meskipun
istilah angin yang berhubungan dengan Eloh seringkali merujuk kepada
Roh Kudus. Namun di ayat ini, bagi saya cenderung merujuk kepada materi
roh (air) yang terdapat didalam rumah multiverse. Sebelum telur kosmik
bigbang kita terbentuk. Materi roh (air) yang terdapat didalam
rumah multiverse, partikel-partikelnya dalam keadaan renggang, sehingga
menyebabkannya bagaikan gas materi fisik di alam kita sekarang ini.
Ketika
“roh Elohim” datang, Ia langsung bekerja dengan bergerak di atas seluruh
permukaan partikel-partikel materi roh (air) tersebut, karena
itu di dalam kitab genesis disebutkan bahwa ia “moved / shake diatas
permukaan air”, namun setelah itu “roh Elohim” membentuk diri
menjadi bangunan seperti sebuah “selaput” yang kuat, yang menyelimuti sejumlah
tertentu dari materi roh (air) yang masih berwujud gas
tersebut.
Bangunan
“roh Elohim” yang menyerupai selaput itu mulai bekerja bagaikan
genggaman tangan seorang manusia yang mengumpulkan materi roh (air) agar
menjadi satu. Genggaman terus menerus bekerja seperti rangkaian jaring keramba
ikan yang sedang diseret atau ditarik oleh nelayan ketika panen di
dalam kerambanya agar ikan-ikan yang ada didalam
keramba itu berkumpul ke tengah-tengah. Pada saat ini selaput dari roh
Elohim tersebut masih berwujud seperti helai kain yang tidak tebal dan
kumpulan materi roh (air) yang diselimuti
tersebut belum berubah bentuk.
Ketika Materi
Roh (Air) Telah Berwujud Bagaikan Cairan:
Amsal 30:4 KJV: Who hath ascended up into
heaven, or descended? who hath gathered the wind in his fists? who
hath bound the waters in a garment? who hath established all the
ends of the earth? what is his name, and what is his son's name, if thou canst
tell? Siapakah yang naik ke surga, atau
turun? siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamannya? siapakah
yang telah membungkus air dalam kain? Siapakah yang telah
menetapkan segala ujung bumi? Siapa namaNYA, dan siapa nama anakNYA, jika
Engkau dapat memberitahu?
Perhatikan
kembali ayat di atas! Di situ, pada tulisan yang dicetak tebal itu tertulis
kalimat pertanyaan “Siapakah yang telah membungkus air dengan kain?”
Kalimat pertanyaan Agur bin Yake kembali sangat
sederhana. Kalimat pertanyaan tersebut adalah menyatakan bahwa tidak
ada seorang manusiapun yang dapat membungkus air dengan sehelai kain, karena
bagaimanapun air dalam pengertian harafiah sudah pasti akan dapat tembus
atau tiris melalui celah-celah benang kain.
Selaput yang terbentuk dari Roh Elohim yang
membungkusi materi roh (air) semakin lama semakin kuat menekan
dan memampatkan partikel-partikel materi roh (air) tadi. Setelah jarak antar
partikel materi roh (air) makin rapat, wujudnya berubah
menjadi "seperti cairan". Paduan antar partikel materi
roh (air) yang mirif cairan inilah yang disebut oleh Agur Bin
Yake dengan perkataan "siapakah yang telah membungkus air dalam kain? "
Ayub 36:8 awan Elohim membungkus air
itu dan awan itu tidak robek.
Semakin lama, selaput Roh Elohim yang
menyelimuti dan menggenggam materi roh (air) yang masih berwujud
bagaikan selaput kain tadi, ikut semakin merapat juga, ia membentuk sebuah
gumpalan yang menyerupai sebuah "gumpalan awan" seiring dengan makin
termampatnya kumpulan partikel materi roh (air) yang
digenggamnya. Gumpalan Roh Elohim
yang mirif dengan gumpalan sebuah awan tersebut bukanlah bermakna “awan” secara harafiah, sehingga
dalam Ayub 36:8 disebutkan bahwa “awan Elohim membungkus air itu dan awan itu tidak
robek”, karena bagaimanapun jika yang dimaksudkan tersebut adalah
mengacu kepada awan biasa yang terdapat di
udara, sudah tentu awan
tersebut dapat robek atau dapat ditembusi oleh benda apapun termasuk oleh materi
roh yang disebutkan dengan istilah “air” tadi.
Ketika Materi
Roh (Air) Mulai Berwujud Padat:
Ketika
gumpalan Roh Elohim tersebut terus-menerus bekerja mengenggam materi
roh (air) yang telah berwujud seperti cairan tadi, akibatnya semakin
lama materi roh (air) itu, menjadi termampatkan dengan
kerapatan antar partikel yang sangat rapat hingga menyebabkan materi
roh (air) itu berubah wujud menjadi padatan.
Karena
paduan antar partikel materi roh (air) itu telah bersatu
membentuk sebuah bola padatan. Karena telah memadat, sudah tentu ia telah
memiliki permukaan atau bagian terluar. Permukaan paduan partikel materi roh (air) inilah yang disebut sebagai ujung-ujung
benda Eretz / bumi (embrio bigbang), yang disebutkan
oleh Agur bin Yake dalam amsal 30:4 seperti berikut ini;
Amsal 30:4 KJV: Who hath ascended up into heaven, or descended? who hath
gathered the wind in his fists? who hath bound the waters in a garment? who
hath established all the ends of the earth? what is his name, and
what is his son's name, if thou canst tell? Siapakah yang naik ke surga, atau turun? siapakah yang telah
mengumpulkan angin dalam genggamannya? siapakah yang telah membungkus air dalam
kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa
namaNYA, dan siapa nama anakNYA, jika Engkau dapat memberitahu?
Paduan
antar partikel materi roh (air) yang telah berwujud padatan
ini, terus-menerus di rasuki oleh sebagian dari partikel-partikel
“roh Elohim” yang masih membungkusi mereka. Hal ini bertujuan
agar kelak ketika materi roh (air) yang telah menjadi eretz / bumi
(embrio bigbang) tersebut, roh Elohim akan menjadi
agen pengendali, pemberi energi, penuntun dan lain-lain pada waktu eretz
/ bumi (embrio bigbang) tersebut mulai mengembang sampai ia membentuk alam semesta (universe) kita.
Gambar: Warna biru adalah
entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu
surga. Warna biru pada surga adalah sang logos (Yesus Kristus) Warna hitam
adalah ruangwaktu tehom. Titik-titik hijau pada surga dan tehom adalah materi
roh (air), ditengah tehom, warna biru yang membungkus warna hijau adalah roh
Elohim yang membungkus sejumlah terterntu dari partikel-partikel materi roh
(air).
Ketika Titik
Singularitas Terbentuk:
Makin lama kumpulan partikel materi roh (air) yang
tergenggam dalam bangunan gumpalan “Roh Elohim” tadi, mengalami perubahan wujud
dari cair ke wujud bola padat dengan ukuran
yang masih besar tersebut, sedang
berada pada suatu area didalam rumah multiverse yang penuh dengan materi roh
yang disebut dengan istilah “air” itu. Sehingga rasul Petrus menyebutkannya
dengan ungkapan “eretz (embrio bigbang)” yang berasal
dari air (materi roh) dan berada
didalam air yaitu kumpulan dari sejumlah tertentu materi roh yang mengisi kedalaman ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse /
Samudra Raya).
2
Petrus 3:5 KJV: For this they willingly are ignorant of, that by the word
of God the heavens were of old, and the earth standing out of the water and in
the water: Untuk hal ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh
firman Elohim langit (tehom / rumah multiverse) telah ada sejak dahulu,
dan bumi (singularitas / embrio bigbang) berasal
dari air (materi roh) dan
di dalam air (lautan materi roh yang mengisi
kedalaman tehom).
Secara
terus-menerus gumpalan materi fisik yang disebut eretz (bumi) ini
ditekan oleh kekuatan roh Elohim yang sangat dasyat, lalu sampai akhirnya
ukuran volume gumpalan antar partikel eretz (bumi) tersebut menjadi sangat kecil dan bahkan hampir mendekati nilai angka nol. Ukuran volume gumpalan eretz (Materi / Bumi) yang hampir mendekati nilai angka
nol inilah yang oleh sains
disebut dengan nama singularitas
bigbang itu, namun oleh Alkitab disebut dengan kiasan yang
berbentuk bahasa fenomenal “bumi belum berbentuk dan kosong”.
Yeremia 4: 23 KJV: beheld the
earth, and, lo, it was without form, and void; and the
heavens, and they had no light. Aku
melihat kepada bumi (Massa / Materi), dan lihatlah, ia (bumi) belum
berbentuk dan kosong, dan melihat kepada langit (Tehom / Rumah
Multiverse), belum ada terangnya.
Genesis 1:2 KJV; And the earth was without form, and void
(Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the
Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum
berbentuk dan kosong (singularitas) gelap gulita menutupi samudera raya (tehom / rumah multiverse), Dan
Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan
materi roh di tehom).
|
|||
Karena
daya kerja dari roh Elohim, baik yang merasuki maupun yang
membungkusi dan terus menggenggam materi
roh (air) tadi, kemudian menimbulkan tekanan dan panas yang sangat dasyat
pada paduan antar partikel materi roh (air) tersebut, setelah
sekian waktu maka paduan kedua material tersebut siap mengembang atau
mendentum.
Paduan eretz
(Materi Roh) telah terbentuk, namun tanpa
bentuk. Sangat jelas bahasa fenomenal ini adalah tentang Paduan eretz (Materi Roh) yang
telah terbentuk, tapi oleh kekuatan Roh Kudus, Paduan eretz
(Materi Roh) tersebut
termampatkan sehingga mengecil menjadi tidak kelihatan oleh Nabi Musa, sehingga didalam penglihatan yang
diperlihatkan kepada Nabi Musa, sehingga beliau tidak mengenal bagaimana bentuknya. menurut para ahli
bahwa titik singularitas bigbang tidak dapat di lihat oleh mata manusia, karena
ukurannya yang sangat kecil,
yaitu nyaris mendekati nilai angka nol. Itulah yang menyebabkan, kenapa Nabi
Musa menyebutnya dengan istilah "bumi belum
berbentuk".
Andai
saja Nabi Musa melihat massa atau materi primordial itu, sudah tentu Nabi Musa
akan dapat menjelaskan bagaimana bentuk wujudnya, apakah seperti batu atau
seperti kepala manusia, atau seperti gumpalan awan atau seperti apa saja
sesuatu yang sudah di kenal oleh Nabi Musa saat dia hidup. Mungkin daripada
harus bingung, lalu Nabi Musa menuliskan apa adanya, bahwa massa alias materi
primordial yang telah terbentuk itu, hanya disebut dengan istilah “bumi
belum berbentuk” dan ditegaskan kembali oleh Nabi Musa dengan kata
“kosong”. Bahwa dari pandangan mata Nabi musa, materi yang tanpa bentuk itu,
seperti kosong, alias tidak kelihatan.
Genesis 1:2 KJV; And the earth was without form, and void
(Singularitas). And darkness was upon the face of the deep. And the
Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum
berbentuk dan kosong (singularitas bigbang) gelap gulita
menutupi samudera raya (tehom / rumah
multiverse), Dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan materi roh yang mengisi tehom).
Catatan:
Bumi dalam bahasa Ibrani
adalah Eretz. Kata Eretz memiliki arti
yaitu: Tanah / bumi, Planet bumi, dunia (alam semesta / universe),
negeri dan materi.
Jika kita perhatikan
secara saksama, bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi Musa dengan kata
"Eretz" pada genesis 1:2 tersebut bukanlah bermakna sebagai planet
bumi, melainkan Dunia (alam semesta secara keseluruhan) atau bisa juga
bermakna sebagai MATERI EMBRIO ALAM SEMESTA yang tak lain adalah singularitas
bigbang.
Bigbang
Terjadi:
Kemudian
eretz yang telah terbentuk tadi mendentum dengan seketika, dengan menghasilkan
energi panas dan daya dorong sehingga tubuh eretz tersebut mengembang, keadaan
terang juga mulai terbentuk sebagai akibat dari terbentuknya
bola cahaya raksasa pada saat kejadian dentuman besar
itu, bola cahaya raksasa inilah yang disebutkan dengan frase “Jadilah Terang”
di kitab kejadian berikut;
Kejadian 1:3 KJV; And God said, Let there be light: and there
was light. Berfirmanlah Elohim:
"Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
2 Korintus 4:6 Sebab Elohim yang telah berfirman: "Dari dalam
gelap (rumah multiverse yang gelap gulita) akan terbit terang! (bigbang)",
Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya
kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Elohim yang nampak pada
wajah Kristus.
Gambar: Warna biru adalah
entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu
surga. Warna biru didalam surga adalah sang Logos (Yesus Kristus). Warna hitam
adalah ruangwaktu tehowm. Titik-titik hijau pada surga dan tehowm adalah materi
roh (air). Warna Merah adalah dentuman Bigbang terjadi pada ruangwaktu tehowm.
Gambar: Warna biru adalah
entitas Eloh Bapa yang maha luas tanpa batasan. Warna putih adalah ruangwaktu
surga. Warna biru didalam surga adalah sang Logos (Yesus Kristus). Warna hitam
adalah ruangwaktu tehowm. Titik-titik hijau pada surga dan tehowm adalah materi
roh (air). Ditengah tehowm adalah gelembung semesta kita yang telah tercipta.
Pada
materi fisik. Kita mengenal atom materi fisik, lalu ada sub-atomik materi
fisik. Sub-atomik materi fisik seperti elektron, netron, proton, kemudian
menyusul quark, boson dan terakhir adalah partikel Higgs Boson yang memberikan
massa pada materi. Jika pada materi fisik terdapat atom dan tingkatan
sub-atomik yang dimilikinya, maka pada materi roh MUNGKIN kenyataannya
seperti itu juga. Bahwa materi roh juga memiliki atom dan sub-atomik materi roh.
James Horgan dalam bukunya The End of Science menjelaskan
kecemasan para ilmuwan mengenai batas dari ilmu pengetahuan. Dalam ilmu fisika
khususnya Fisika Partikel penemuan quark merupakan awal dari kecemasan
tersebut. Ilmuwan merasa ketika quark sudah tidak bisa dipecah lagi karena
merupakan pilinan energi maka riset tentang Partikel dasarpun terhenti.
Demikian pula pencarian partikel pemberi massa yang selama ini diteliti sudah
mulai menemui titik terang dengan ditemukannya Higgs Boson. Lalu ketika semuanya
itu telah ditemukan maka apa yang bisa dikembangkan oleh para ilmuwan fisika
partikel?
Ketika kita memahami bahwa ternyata jauh dibawah tingkatan
sub-atomik materi fisik terdapat adanya materi
roh, yang juga MUNGKIN memiliki atom dan
sub-atomik, maka tidak sepatutnya bagi para ilmuwan merasa khawatir. Kita tidak
bisa berspekulasi apakah Higg Boson sesungguhnya adalah Eretz (paduan materi
roh /
embrio bigbang / singularitas) atau bukan. Jika Eretz benar
adalah kumpulan Higg Boson, maka mulai kini kita mengucapkan welcome kepada
para fisikawan, bahwa kini kita sedang berada di depan gerbang sains
fisika rohani (metafisik).
Berikut Adalah Tingkatan
Materi Rohani, Eretz Hingga Sub Atomik Materi Fisik:
Dengan ditemukannya partikel Higg Boson ini akan mendekatkan
kita pada pengetahuan terbentuknya alam semesta sejak terjadinya Big Bang.
Partikel adalah sebuah satuan dasar dari benda atau energi. Misalnya suatu zat
dipecah maka akan menjadi partikel molekul, jika molekul dipecah maka akan
menjadi partikel atom, jika atom dipecah maka menjadi partikel elektron,
neutron dan proton, jika masing-masing partikel tersebut dipecah akan menjadi
partikel quark, lepton dan boson.
Bagaimana hubungan partikel-partikel tersebut? Quark sendiri
adalah partikel-partikel yang berjumlah enam: u, c, t, d, s, b . Quark inilah
yang membentuk proton dan neutron yang bersama-sama membentuk inti atom. Lepton
akan membentuk elektron yang bergerak di sekitar inti atom. Selain elektron,
ada yang disebut muon, tauon, dan netrino. Untuk mengikat quark yang berada di
inti atom dengan lepton yang berada di di luar inti atom dibutuhkan boson
sebagai partikel pengikat. Jumlahnya ada lima jenis dan menghasilkan empat gaya
dasar: gaya nuklir lemah, gaya nuklir kuat, gaya gravitasi dan gaya
elektromagnet.
Gaya nuklir lemah disebut boson W-Z mengikat quark untuk
membentuk proton dan neutron. Gaya nuklir kuat disebut boson gluon mengikat
proton dan neutron membentuk inti atom. Gaya elektromagnet disebut boson foton
mengikat inti atom dengan elektron membentuk atom. Gaya gravitasi disebut boson
graviton mengikat antar benda bermassa. Tanpa adanya empat gaya dasar tersebut,
alam semesta ini akan terburai menjadi bubur quark dan lepton di mana kondisi
tersebut pernah terjadi saat beberapa menit setelah alam semesta terbentuk
lewat ledakan besar (Big Bang).
Lalu apa itu Higgs Boson? Higgs Boson adalah jenis boson yang
memberi massa pada partikel-partikel sehingga memiliki gaya gravitasi. Sebagian
ilmuwan menyebut Higgs Boson itu adalah graviton yakni partikel yang
memunculkan gaya gravitasi antarbenda. Selama ini memang belum ditemukan
partikel semacam itu.
Namun ada juga ilmuwan yang membedakan antara Higgs Boson dan
graviton. Higgs Boson adalah partikel yang memberi massa melalui suatu
mekanisme tertentu (mekanisme Higgs) sedangkan graviton adalah partikel yang
memediasi massa-massa tersebut. Dalam mekanisme Higgs terdapat medan Higgs yang
memiliki nilai harapan vakum tak nol (tidak mungkin kosong). Medan Higgs ini
akan memberi massa pada setiap partikel dasar yang terinteraksi melalui Higgs
Boson dengan cara merusak simetri internal yang dimiliki oleh sistem fisis.
Simetri internal adalah interaksi partikel-partikel dasar subatomik.
Kesimpulan:
Bigbang Alkitab lebih jelas. situasi dan kondisi
pra-bigbang dapat dipahami oleh logika. Oleh Alkitab, singularitas bigbang
terjadi pada Ruang induk dunia / rumah multiverse yang dalam
istilah kitab Genesis disebut "Tehom (The deep)", dan singularitas bigbang Alkitab memiliki bahan baku
yaitu "materi roh" yang diciptakan oleh Elohim (Eloh Bapa Dan Eloh
Putra) yang disebut dengan istilah "air”.
0 komentar :
Posting Komentar