Senin, 07 November 2016

Multiverse Dalam Alkitab



          Tidak dapat dipungkiri, ternyata masih sangat banyak orang awam, yang juga sangat awam dengan istilah “Multiverse”. Hanya segelintir orang diseluruh planet bumi yang pernah mendengarnya, hanya sedikit yang memahaminya dan hanya sedikit yang menyempatkan diri untuk mengkajinya. Apakah sesuatu yang disebut multiverse itu memang ada? Tanpa bermaksud “berspekulasi”, dari sisi logika ilmu pengetahuan hal itu sangat mungkin mengingat alam raya yang kita huni ini ternyata sangat luas. Dan tanpa bermaksud “membatasi” ke-mahakuasa-an Tuhan, dari sisi agama hal itu juga sangat mungkin. Jika demikian apakah sesungguhnya multiverse itu?

          Menurut wikipedia berbahasa Indonesia, defenisi dari multiverse (banyak universe) adalah himpunan hipotesis alam semesta dengan beberapa (banyak) kemungkinan, termasuk alam semesta kita, yang bersama-sama terdiri dari segala sesuatu yang ada dan dapat eksis: keseluruhan ruang, waktu, materi, dan energi serta hukum fisika  dan konstanta yang menggambarkan mereka. Istilah Multiverse diciptakan pada tahun 1895 oleh filsuf Amerika dan psikolog William James. Banyaknya alam semesta dalam kosmologi multiverse kadang-kadang disebut alam semesta paralel.

          Sejujurnya Alkitab menyinggung tentang adanya multiverse atau lebih dari satu universe. Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan; ruang, ruang-waktu dan langit. Ruang diartikan sebagai sebuah rongga yang terbatas atau terlingkung oleh bidang atau dapat juga diartikan sebagai rongga yang tidak terbatas tempat segala yang ada. Sementara, ruangan adalah suatu tempat tertutup dengan langit-langit yang berada dirumah atau bentuk bangunan lainnya. Dengan kata lain, ruangan adalah suatu rongga yang terlingkungi oleh suatu bidang. Sementara itu, ruang-waktu adalah suatu bangunan yang merupakan hasil permodelan matematika yang dibingkai dari dimensi panjang, dimensi lebar dan dimensi tinggi yang mengikutsertakan dimensi waktu menjadi satu kesatuan yang kontinuitas (kesinambungan / kelanjutan / kelangsungan).
          Langit adalah ruang luas yang terbentang diatas bumi (diluar bumi) tempat keberadaan bulan, matahari, planet, bintang-bintang dan lain-lain yang dalam bahasa Inggris disebut Heaven (langit / dunia supranatural). Dari sekian banyak sinonim (persamaan) dari “langit” alias ruang-waktu, terdapat banyak kosakata dari kata “langit” dan tiga diantaranya adalah; ruangan, bentangan langit  dan angkasa luar.  

          Dengan demikian, kata “langit” jelas merupakan sebuah ruang atau sebuah ruang-waktu (ruang alam). Jadi, baik alam surgawi (Firdaus). Alam tehom (Multiverse) maupun alam semesta (Universe), semuanya adalah berupa ruang-waktu (ruang alam). Hanya saja yang membedakan seluruh ruang-waktu yang ada adalah jumlah dimensional yang menyusunnya. Tentu saja jumlah dimensional yang menyusun alam surgawi (Firdaus) sangat kompleks jika dibandingkan dengan jumlah dimensional yang menyusun alam tehom (Multiverse) dan alam semesta (Universe). Setelah kita memahami apa itu langit, ruang, dan ruang-waktu, mari kita melanjutkan pembahasan kita!

Rumah Multiverse Disebut Langit Dari Segala Langit
          Alkitab banyak berbicara tentang ruang-waktu (Langit), baik ruang alam dunia maupun ruang alam surgawi. Ruang alam surgawi adalah ruang-waktu yang  diciptakan oleh YHWH paling awal. Setelah ruang-waktu surgawi bersama materi-materi roh yang mengisinya tercipta, kemudian kedalam ruang-waktu alam roh tersebut, Tuhan YHWH memasukkan entitas sang logos atau sang hikmat (Yesus Kristus), yang ada secara otomatis dimiliki oleh Tuhan YHWH, dan hidup serta menyatu  didalam entitas YHWH sendiri.

          Ketika sang Logos telah masuk menempati ruang-waktu alam surgawi, bersama dengan Bapa (YHWH) sang Logos mulai menciptakan makhluk penghuni surgawi (Malaikat). Entitas malaikat yang pertamakali diciptakan oleh sang logos (Yesus kristus) adalah malaikat Lucifer (makhluk yang pertamakali diterbitkan / dicipta), oleh karena itu, ia dinamakan Lucifer. Kemudian dilanjutkan dengan penciptaan malaikat yang lain.

          Setelah Tuhan YHWH dan Yesus Kristus / sang Logos menciptakan ruang alam surgawi beserta materi roh dan makhluk roh penghuninya, kemudian MEREKA (Tuhan YHWH dan Yesus)  menciptakan dunia. Pertama, MEREKA (Tuhan YHWH dan Yesus) menciptakan ruang khusus. Ruang khusus ini adalah ruang induk alam dunia. Ruang induk alam dunia ini diciptakan dan ditempatkan didalam ruang surgawi, ruang induk ini merupakan rumah yang dipersiapkan untuk menempatkan ruang-ruang dunia yang lebih kecil (Universe), yang nantinya diciptakan didalam ruang induk / ruang khusus itu.

          Ruang induk alam dunia itulah yang disebut ruang (Langit) Multiverse. Didalam Alkitab berbahasa Indonesia disebut dengan istilah “langit yang mengatasi segala langit”, sementara pada Alkitab versi  KJV (King james Version) disebut dengan istilah “Heaven Of Heavens” yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang-lebih bermakna “Langit dari segala langit”. Istilah “langit dari segala langit” jelas merupakan kalimat yang berbentuk bahasa fenomena tentang sebuah langit yang berukuran besar yang didalamnya terdapat banyak langit yang lebih kecil, yang oleh sains disebut universe. Rumah multiverse ini adalah langit yang memiliki ukuran volume yang lebih besar dan lebih luas. Karena ukurannya sangat besar, tentu saja ukuran dari universe yang terdapat didalamnya lebih kecil dari ukuran rumah multiverse tempat keberadaan segala universe tersebut.

2 Tawarikh 6:18 KJV; But will God in very deed dwell with men on the earth? behold, heaven (Heaven / Throne of Jesus) and the heaven (Home of Multiverse) of heavens (Multiverse)  cannot contain thee; how much less this house which I have built! Tetapi benarkah Elohim hendak diam   bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit (Surga),  bahkan langit (Home of Multiverse) yang mengatasi segala langitpun (Multiverse) tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. 

1 Raja –raja 8: 27 KJV: But will God indeed dwell on the earth? behold, the heaven (Heaven of Paradise) and heaven (Home of Multiverse) of heavens (Multiverse)  cannot contain thee; how much less this house that I have builded? Tetapi benarkah Elohim hendak diam  di atas bumi? Sesungguhnya langit (Surga), bahkan langit (Home of Multiverse) yang mengatasi segala langitpun (Multiverse)  tidak dapat memuat   Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.

Ulangan 10: 14  KJV: Behold, the heaven (Heaven / Throne of Jesus) and the heaven (Home of Multiverse) of heavens (Multiverse) is the LORD'S thy God, the earth also, with all that therein is. Sesungguhnya, TUHAN, Eloh-mulah yang empunya langit (Surga),  bahkan langit (Home of Multiverse) yang mengatasi segala langit (Multiverse), dan bumi dengan segala isinya;

Mazmur 148: 4 KJV; Praise him, ye heavens (Home of Multiverse) of heavens (Multiverse), and ye waters that beabove the heavens. Pujilah Dia, hai langit (Home of Multiverse) yang mengatasi segala langit (Multiverse),  hai air yang di atas langit !

Nehemia 9:6  KJV: Thou, even thou, art LORD alone; thou hast made heaven (Heaven of Paradise), the heaven (Home of Multiverse) of heavens (Multiverse), with all their host, the earth, and all things that are therein, the seas, and all that is therein, and thou preservest them all; and the host of heaven worshippeth thee. Hanya Engkau adalah TUHAN, Engkau telah menjadikan langit (Surga), ya langit (Home of Multiverse) segala langit (Multiverse) dengan segala bala tentaranya,   dan bumi   dengan segala yang ada di atasnya, dan laut   dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.

Tehom Adalah Nama Khusus Dari Rumah Multiverse Atau Langit Dari Segala Langit
          Istilah Tehom  adalah sebuah istilah yang berbentuk bahasa fenomena, untuk menyebutkan tentang sebuah ruangan yang volumenya sangat besar. Secara harafiah istilah Tehom sendiri memiliki dua buah makna, yaitu bermakna “Jurang” dan bermakna “Kedalaman lautan”.Tehom  yang bermakna “Jurang”, karena fenomenal dari sebuah ruangan rumah multiverse tersebut bagaikan sebuah Jurang raksasa, yang apabila kita berada didalamnya, maka kita akan melihat didepan kita terbentang jurang yang sangat besar, demikian juga jika kita berbalik ke arah belakang posisi kita, kita juga akan melihat didepan kita terbentang jurang besar yang sangat luas.

          Tehom yang bermakna “Kedalaman sebuah Lautan”, karena memiliki fenomena bagaikan kedalam sebuah lautan, yang apabila kita berada disana, maka seolah-olah kita sedang melayang dikedalaman lautan planet bumi yang gelap. Sebagai kesimpulan dari digunakannya istilah Tehom yang memiliki fenomena bagaikan sebuah jurang yang sangat besar dan yang memiliki fenomena bagaikan sebuah Kedalaman lautan diplanet bumi, adalah untuk menyebuti sebuah ruang-waktu dari alam dunia yang sangat besar (Multiverse), yang merupakan tempat untuk menciptakan dan menempatkan ruang-waktu dari alam dunia yang lebih kecil (Universe) yang jumlahnya banyak.

Rumah Multiverse Atau Tehom Diciptakan Dari Materi Roh (Air) Yang Terdapat Didalam Surga
          Rumah multiverse adalah ruang-waktu yang diciptakan atas dasar perintah Tuhan. Perhatikan ayat Alkitab dibawah ini, khusunya yang dicetak tebal dan bergaris bawah. Disitu sangat jelas disebutkan oleh rasul Petrus, bahwa terdapat sebuah langit (ruang-waktu) yang diciptakan oleh Tuhan dengan firman, sejak dahulu kala, jauh ebelum alam semesta kita diciptakan.

2 Petrus 3:5 KJV; For this they willingly are ignorant of, that by the word of God the heavens were of old, and the earth standing out of the water and in the water:  Untuk ini mereka rela tidak mengetahui, bahwa oleh firman Elohim langit (Tehom / The Deep / rumah multiverse) telah ada sejak dahulu, dan bumi (Eretz / singularitas) yang berasal dari air (materi roh) dan didalam air (lautan  materi roh didalam tehom).

          Langit atau ruang-waktu yang dimaksudkan oleh rasul Petrus itu tidak lain adalah ruang-waktu yang disebut dengan nama tehom (rumah multiverse / Samudra Raya) pada kita Genesis (Kejadian) 1:2, yang suasananya dalam keadaan gelap gulita.

Genesis 1:2 KJV; And the earth was without form, and void (singularity); and darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Bumi belum berbentuk dan kosong (singularitas); gelap gulita menutupi samudera raya (tehowm / rumah multiverse), dan Roh Elohim bergerak di atas permukaan air (lautan materi roh didalam tehowm).

          Setelah Tuhan memberikan perintah agar tehom (rumah multiverse) tercipta, maka segera setelah itu, Roh Kudus langsung bekerja membentuk tehom (rumah multiverse) tersebut. dengan cara mengubah air (materi roh) yang terdapat di ruang-waktu surga (Fdirdaus). Untuk membentuk gumpalan-gumpalan materi rohani yang tebal, gumpalan ini mengarahkan dirinya menjadi bagian terluar dari rumah multiverse. Air (Materi Roh) yang membentuk bagian terluar dari rumah multiverse itulah yang disebut dengan istilah “Awan Elohim tersebut.

Ayub 26:9 KJV: He holdeth back the face of his throne, and spreadeth his cloud upon itDia merahasiakan / menutup (verba dari hold Back) wajah tahtanya, dan menyebar awan nya diatasnya (throne).
Diluweskan Menjadi: Ia menutupi pemandangan takhta-Nya, melingkupinya dengan awan-Nya.

          Dari ayat Mazmur berikut ini, kita mengetahui bahwa setiap ruang-waktu Tehom atau ruang-waktu rumah multiverse yang ada, proses penciptaannya adalah melalui proses kelahiran (Brought forth). Jadi kemunculannya didalam ruangwaktu surga juga mirif dengan penciptaan universes (banyak alam semesta) yang diciptakan dan bertempat tinggal didalamnya. Perbedaannya dengan penciptaan pada ruang-waktu semesta adalah, pada ruang-waktu Tehom tidak memiliki isi yang berupa benda sebuah ruang-waktu tehom hanya memiliki energi roh atau materi roh (air) maupun makhluk-makhluk roh (Malaikat), sementara pada ruang-waktu semesta (Universe) yang mengisi kedalamannya adalah memiliki benda yang berupa benda-benda fisik seperti bintang, planet, komet dan lain-lain baik berukuran besar maupun berukuran kecil.

Mazmur 90:1-2 Kjv
Lord, thou hast been our dwelling place in all generations. Before the mountains were brought forth, or ever thou hadst formed the earth and the world, even from everlasting to everlasting, thou art God.
Tuhan, Engkau telah menjadi tempat tinggal kami disemua generasi kami. Sebelum gunung-gunung (ruangwaktu-ruangwaktu yang berukuran besar=Tehowm-tehowm) dilahirkan, atau sebelum engkau membentuk planet bumi dan semesta, bahkan dari kekal sampai kekal, engkau adalah Eloh.

Yoel  2:1 Tiuplah sangkakala di Sion (Negeri Israel) dan berteriaklah di gunung-Ku  (Tempat-KU)  yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;

Yoel 3:17 "Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion (Negeri Israel), gunung-Ku (Tempat-KU) yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi.

Perhatian !!!
Kata "mountains atau gunung-gunung" seringkali merujuk atau mengacu kepada "Tempat / ruang / ruangwaktu / ruang wilayah / wilayah kerajaan / wilayah negara".

Rumah Multiverse Atau Tehom Diciptakan Berbentuk Gelembung
          Setelah Elohim menciptakan ruang-waktuTehom (rumah multiverse) dengan gumpalan materi roh (air) yang mengembang seolah-olah ditiup, kemudian DIA membentuk agar bangunan geometri ruang-waktu Tehom (rumah multiverse) menjadi berbentuk gelembung atau bola. Berikut ini adalah ayat Alkitab yang memberitahukan bahwa Tuhan bekerja menetapkan bagian terluar atau permukaan tehowm (rumah multiverse):

Amsal 8: 27 KJV: When he prepared the heavens, I was there: when he set a compass upon the face of the depth: Ketika ia mempersiapkan ruang-waktu semesta-semesta (Universes), aku ada di sana: ketika ia menetapkan (bentuk) bola pada permukaan ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse / Samudra Raya).

          Yang disebut muka atau permukaan dari Tehom (rumah multiverse / samudra raya), jelas menunjukan bagian terluar atau bagian batasan atau bagian dinding atau bagian kulit dari Tehom (rumah multiverse / samudra raya). Pada ayat diatas disebutkan bahwa Eloh Bapa menetapkan bentuk bola atau menurut terjemahan  Alkitab berbahasa Indonesia disebut “menggariskan kaki langit”. 

          Pada Alkitab berbahasa Ibrani digunakan kata KHUG yang bermakna lingkaran, sirkuit  atau kompas, selain itu kata khug juga digunakan untuk bola atau bulat atau gelembung. Dengan demikian kuat dugaan bahwa makna yang tepat untuk kata Khug  pada ayat diatas adalah bentuk bola atau bulatan yang tak lain merupakan bentuk umum benda-benda dilangit.

          Menetapkan bola adalah suatu proses penyetingan terhadap bangunan geometri dari ruang-waktu Tehom (rumah multiverse / samudra raya), agar bentuk bangunannya sesuai dengan rancangan (cara atau jalan) yang telah dipikirkan oleh Eloh Bapa pada waktu sebelumnya. Jadi sangat jelas bahwa bentuk ruang-waktu dari ruang induk dunia atau Tehom (rumah multiverse / samudra raya) adalah berbentuk bola atau gelembung.

          Setelah Tuhan selesai membangun Tehom (rumah multiverse / samudra raya) didalam ruang waktu surga (Firdaus). Kemudian Tuhan mengisinya dengan materi roh. yang oleh Alkitab disebut dengan istilah “air”. Istilah “air” adalah sebuah istilah kiasan, yang berbentuk bahasa fenomena, untuk menyebutkan sesuatu yang mengisi ruang rumah multiverse  itu. Seperti yang kita ketahui bahwa, Air (H2O) merupakan unsur kehidupan yang sangat penting. Tanpa air maka kita tidak dapat dipastikan hidup, bahkan untuk mengetahui apakah ada kehidupan di suatu tempat yang pertamakali harus diketahui  atau dideteksi adalah apakah ada air di sana? Lihat saja bagaimana NASA menghabiskan biaya besar menjelajahi Planet Mars hanya untuk mendeteksi keberadaan air di planet merah tersebut. 

          Karena begitu pentingnya air dalam proses kehidupan, maka istilah “air” di gunakan oleh Elohim untuk menyebutkan materi roh yang digunakan untuk membentuk alam dunia kita, yang pada akhirnya, suatu saat setelah diciptakan dunia tersebut, juga akan memiliki bentuk kehidupan. Materi roh yang disebut “air” itu berasal dari ruang-waktu surga (Firdaus), Yang disalurkan oleh Tuhan melalui saluran khusus. Ujung saluran air tersebut menjadi sebuah air mancur (Fountains)  didalam ruangTehom (rumah multiverse / samudra raya).

Amsal 8:28  KJV; When he established the clouds above: when he strengthened the fountains of the deep. Ketika Dia menetapkan awan di atas: ketika Dia meluapkan air mancur Tehom (rumah multiverse / samudra raya).

Setelah sebuah ruang-waktu Tehowm (rumah multiverse/induk semesta) yang berwarna gelap tercipta didalam ruang-waktu surga (alam roh) yang berwarna putih, maka oleh Tuhan, materi roh yang disebut "air kehidupan" yang berwarna hijau, yang mengisi kedalaman ruang-waktu surga, dimasukan kedalam ruang-waktu Tehowm, melalui saluran-saluran  yang dalam bahasa sains disebut "lubang cacing" . Pada waktu penyaluran terjadi, sebuah mulut "lubang cacing" yang disebut "blackhole" terjadi didalam ruang-waktu surga (alam roh) dan anus "lubang cacing" yang disebut "whitehole" atau dalam Alkitab disebut "air mancur" terbentuk didalam ruang-waktu Tehowm. Melalu "air mancur / whitehole" tersebut, sejumlah tertentu materi roh (air)  dari ruang-waktu surga, disalurkan ke ruang-waktu tehowm.

          Didalam kitab Amsal 8:28 versi KJV kata “clouds” diterjemahkan dari kata Ibrani Sehaqim  yang bermakna area langit bagian atas yang berisi uap air. Kebanyakan orang memahami ini sebagai kegiatan Tuhan yang pernah meluapkan mata air samudra raya atau lautan diplanet bumi dijaman Nabi Nuh dahulu. Karena itu, mereka menterjemahkannya sangat harafiah, yaitu sebagai kegiatan Allah yang menyebabkan awan menurunkan air hujan hingga  meluapkan mata air lautan di planet bumi dahulu. Dalam pemahaman mereka jumlah debit air di planet bumi bertambah oleh hujan tersebut.

          Tetapi bagaimanapun mengingat jumlah air yang terdapat diplanet bumi merupakan jumlah air yang telah ditetapkan sedari dahulu, bahwa jumlahnya kecil kemungkinannya untuk dapat bertambah dengan pasokan air (H2O) yang datang dari awan - awan atau tempat lain di langit (angkasa luar), dan bahkan uap air yang terdapat diawan-awan sendiri sebenarnya adalah berasal dari air dipermukaan bumi sendiri, baik air yang berasal dari lautan maupun dari danau atau sungai.

          Meski dahulu ketika dijaman Nabi Nuh jumlah air di permukaan planet bumi  bertambah, tapi seharusnya tidak difahami sebagai penambahan debit air yang ada diplanet bumi, karena itu adalah air yang juga terbentuk dimasa pembentukkan planet bumi. Mungkin jumlah debit air secara keseluruhan diplanet bumi mengalami perubahan jumlah, tapi perubahan jumlah yang terjadi bukanlah proses penambahan melainkan sebaliknya yaitu proses pengurangan.

          hal ini terjadi karena evaporasi yang hebat terjadi di permukaan planet bumi dan keadaan gravitasi planet bumi yang pada suatu waktu mungkin dalam keadaan tidak beres, atau karena pengaruh gravitasi benda lain dilangit yang pernah mendekati planet bumi, yang seluruh hal itu menyebabkan ada cukup partikel uap air yang meninggalkan atmosfer bumi menuju angkasa luar. Untuk dapat memahami maksud sebenarnya dari ayat diatas, ada baiknya kita meninjau versi interlinear dari ayat Amsal 8: 28 ini.

Versi Interlinear Amsal 8:28  bə·’am·mə·ṣōw (made)    šə·ḥā·qîm (the skies)  mim·mā·‘al; (above)  ba·‘ă·zō·wz (became)  ‘î·nō·wṯ  (the fountains)  tə·hō·wm (of the deep).

made  the skies above, became, the fountains of the deep = Membuat (cara agar) langit atas, menjadi (mengeluarkan), air mancur samudra raya.

          Istilah Sehaqim ini selain merujuk kepada sehaqim itu sendiri, ia dapat menjadi kiasan yang berbentuk bahasa fenomena. Karena itu Fenomena dari Sehaqim atau langit atas yang mengandung partikel uap air, dapat diartikan sebagai langit teratas atau tertinggi yang mengandung atau memiliki air, hal ini dapat merujuk kepada ruang-waktu surga, bahwa surga (langit tertinggi) juga memiliki materi roh yang disebut dengan istilah “air”.

          Karena itu kalimat “made the skies above became the fountains of the deep” yang digunakan, sangat jelas memberitahukan bahwa Tuhan bekerja membuat atau menjadikan atau mengkondisikan suatu keadaan agar alam surgawi mengeluarkan “Air kehidupan” yang dimilikinya sehingga menjadi  sebuah Fountains (Air Mancur) pada ruang-waktu induk alam dunia atau rumah Multiverse yang disebut dengan istilah “ Tehom / The deep” itu. Keadaan yang dimaksudkan itu adalah kondisi agar ruang-waktu surga tiba-tiba membentuk sebuah saluran agar “air kehidupan” atau unsur-unsur materi roh yang dimilikinya segera berpindah kedalam ruang-waktu Tehom (rumah multiverse / samudra raya).

          Setelah “air mancur” itu telah terbentuk pada ruang rumah multiverse. Air mancur ini langsung bekerja menurut fungsinya yaitu sebagai penyalur air (materi roh), yang menyalurkan air dari ruang-waktu surga menuju ruang-waktu induk dunia atau rumah multiverse. Unsur-unsur materi roh (air) yang disalurkan atau dimasukkan oleh “air mancur” kedalam ruang rumah multiverse, sangat berlimpah. Hal ini dilakukan agar unsur-unsur materi roh (air) tersebut mengisi atau memenuhi seluruh ruangan rumah multiverse yang ukurannya sangat besar itu. Perhatikan kitab Amsal 8:24 berikut ini, disitu disebutkan bahwa berlimpah dengan air:

Amsal 8:24 KJV: When there were no depths, I was brought forth; when there were no fountains abounding with water. Sebelum samudra raya ada, Aku telah ada, Sebelum ada air mancur yang berlimpah dengan air.

Versi Interlinearnya:
bə·’ên-(there)tə·hō·mō·wṯ(depths)ḥō·w·lā·lə·tî;(was-brought)bə·’ên(were noma‘·yā·nō·wṯ, (springsniḵ·bad·dê- (aboundingmā·yim (water)

there depths was brought, were no springs abounding water = (Sebelum) tehowm / samudra raya ada, sebelum air mancur yang berlimpah air ada.

          Dalam Alkitab bahasa Indonesia, seringkali istilah “Samudra Raya” digunakan sebagai  Istilah pengganti dari istilah kedalaman atau Jurang yang merupakan terjemahan dari kata depths dalam bahasa inggris. Jika kita perhatikan secara teliti dari perbandingan frase awal dari kitab Amsal ayat yang ke-24 dari Alkitab berbahasa Indonesia Terjemahan Baru (TB) dengan versi KJV-nya, seperti berikut ini;

TB:  Sebelum air samudera raya ada,
KJV: When there were no depths 
Ketika Tehom (samudra raya) belum ada atau Sebelum Tehom (Samudra Raya) ada.

          Kita dapat memastikan, bahwa telah terjadi perubahan makna dari frase awal ayat yang ke-24 itu,  jika dalam Alkitab berbahasa Indonesia menurut terjemahan baru, dalam frase “Sebelum air samudera raya ada “ disitu SEOLAH-OLAH Tehom atau samudra raya atau rumah multiverse, telah ada, hanya saja ruang tehom tersebut belum memiliki “Air” pengisinya.

          Sementara dalam versi KJV dengan sangat jelas hanya menyebutkan tehom atau samudra raya yang belum ada. Karena Alkitab versi KJV disusun semirif mungkin dengan Alkitab yang asli, maka terjemahan yang tepat adalah “Ketika belum ada tehom (Samudra Raya / Rumah Multiverse)”. Jadi dapat kita simpulkan bahwa ruang-waktu tehom (induk dunia / multiverse / The deep) diciptakan setelah penciptaan para malaikat.

          Setelah air mancur bekerja mengisi ruang tehom (rumah multiverse), ia berhenti. Unsur-unsur materi roh (air) kini telah mengisi seluruh ruangan rumah multiverse. Unsur-unsur materi roh (air) tersebut sudah siap digunakan untuk menjadi bahan dasar atau bahan baku penciptaan seluruh ruang-waktu dunia yang lebih kecil (universe).

Mazmur 148:4 KJV: Praise him, ye heavens of heavens, and ye waters that be above the heavensPujilah Dia, hai langit (multiverse) yang mengatasi segala langit (Universes),   hai air yang di atas langit (yang ada didalamnya).

          Perhatikan pada ayat kitab Mazmur 148:4 diatas! Khususnya kalimat yang dicetak tebal, disitu tertulis “air yang diatas langit” disini hanyalah permasalahan pada gaya kalimat yang digunakan. Dalam logika orang kuno, air yang terdapat pada area tempat yang tinggi atau langit, akan diungkapkan sebagai “air yang ada diatas langit”. Perkataan “air diatas langit” jelas dimaksudkan untuk menyebuti air yang berada didalam ruang atau tempat yang tinggi atau langit. Jadi maknanya adalah berada didalam atau yang mengisi langit.

Air Mancur Yang Disebutkan Diatas, Tidak Lain Adalah Whitehole.
          Istilah Air mancur / Sumber air (fountains) pada Amsal 8:24 ini, mengingatkan kita kepada teori Whitehole (kebalikan dari teori Blackhole), didalam teori Whitehole, disebutkan bahwa Whitehole  tersebut  merupakan lubang putih, tidak menghisap benda di sekeliling namun memuntahkan material yang berasal dari tempat antah berantah ke alam semesta kita. Dengan kata lain, Whitehole  adalah mesin penyalur  yang menyalurkan  suatu materi dari dimensi keberadaan materi (tempat semula) tersebut, dengan bentuk yang lebih baru ke dalam dimensi baru yang berbeda dengan dimensi materi itu sebelumnya.

          Apakah istilah “air mancur / sumber air” dalam Amsal 8:24 ini, benar-benar mengacu kepada Whitehole? Entahlah, yang pasti kita tidak dapat memastikannya. Jika memang, hal itu adalah Whitehole, maka materi roh yang disebut dengan istilah “air” pada amsal 8:24 dan Genesis 1:2 itu, nampaknya berasal juga dari dimensi ruang sebelumnya yaitu dari dimensi surga,  Jadi keputusannya adalah bahwa IDE PENCIPTAAN DARI KETIADAAN (EX NIHILO) pada Pre-materi yang disebut “air” itu adalah terjadi didalam ruang-waktu surga (Firdaus), sebagai mana Tuhan menciptakan para malaikat lainnya, bukan didimensi ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse / samudra raya). Ia (air) itu hanya ditempatkan ke dalam ruang-waktu tehom (samudra raya / rumah multiverse), yang merupakan tempat alam semesta kita lahir.


Gambar diatas adalah sebuah air mancur, yang mengeluarkan (me-mancur-kan) air dari dalam tanah ke permukaan tanah. Air mancur ini begitu mirif dengan sebuah Whitehole dibawah ini.

Whitehole Yang Terbentuk Pada Ruang-waktu Tehowm

          Gambar di atas adalah ilustrasi sebuah Whitehole (air mancur dilangit) yang mengeluarkan (me-mancur-kan) unsur-unsur materi roh yang bernama “air” di dalam ruang-waktu tehom (rumah multiverse / Samudra Raya). Unsur – unsur materi roh yang bernama “air” digambarkan berwarna kebiru-biruan, yang sangat banyak mengisi ruang-waktu tehom (Rumah Multiverse / samudra raya) yang gelap. Unsur – unsur materi roh  yang dikeluarkan oleh whitehole berasal dari dimensi supranatural, yang merupakan ruang alam kehidupan tempat para mahluk yang disebut malaikat, beserta penghuni lainnya berada, yaitu ruang-waktu surga (Firdaus).


Sebuah Blackhole

          secara matematik, lubang hitam harusnya bisa dibalikkan, artinya, ada sesuatu yang memuntahkan material, tidak menghisapnya. Dikutip dari Dvice, lubang putih beroperasi dengan modus yang berbeda dengan lubang hitam. Mereka mendadak muncul untuk masa waktu yang singkat.Mereka kemudian melontarkan sejumlah material ke alam semesta lalu mereka sendiri runtuh, membentuk lubang hitam dan kemudian tidak pernah tampak lagi Perilaku lubang putih seperti ini sangat sulit untuk diamati. Namun peneliti yakin bahwa mereka telah menemukan salah satu di antaranya.

          White hole tidak memiliki koordinat ruang dan waktu yang pasti dan tidak bisa dideteksi sama sekali. Mereka bisa secara mendadak muncul kapan saja, di mana saja dan melakukan aktivitas mereka sebelum kembali menghilang. Sejauh ini, keberadaan white hole memang masih bersifat dugaan. Akan tetapi, black hole juga hanya merupakan dugaan sampai keberadaannya benar-benar diketahui pada beberapa dekade terakhir. Dan seperti yang diucapkan oleh fisikawan Murray Gell-Mann, apapun yang tidak dilarang adalah wajib. Artinya, setidaknya dari sudut pandang mekanikal kuantum, lubang putih pasti ada di salah satu sudut alam semesta.




2 komentar :

 

Translate

Label

Adat (5) Bigbang (14) Budaya (5) Dayak (10) Kerajaan Dayak (11) Multiverse (3)